Dokumentasi Pribadi, Mamasa [2018] |
Bismillah.
Saat saya tulis ini, Alhamdulillah saya
sudah makan. Hal yang sederhana, namun menjadi hal yang serius jika seseorang
itu tidak makan. Tentu, para pejabat pemerintah juga harus merasa serius
memperhatikan jika ada rakyatnya yang tidak bisa makan karena tidak punya
apa-apa. Pun termasuk kita sebagai tetangga rakyat (eh, sesama rakyat).
Memang benar, rakyat harus berusaha
sendiri. Namun, kita harus mengingat bahwa siapapun yang bekerja dalam
pemerintahan maka mereka adalah pelayan rakyat.
Kenapa? Ah, sepertinya viewers sudah
mengerti.
Jemariku berhenti sejenak menyentuh
keyboard, lalu menoleh ke arah kiri. Tiga buah jendela terlihat jelas, dua
tertutup dan satu terbuka lebar. Jendela yang terbuka itu tepat mengarah pada
wajahku ketika saya menoleh kekiri. Udara segar menghampiri wajah, angina juga meniup
helaian rambut yang kubiarkan terurai.
Terlihat langit mendung, ingatan
tentang para korban bencana gempa di Sulawesi Barat dan bencana bajir di
Kalimantan Selatan seolah mengundang rasa khawatir. Beberapa mungkin banjir
bantuan, namun beberapa lagi krisis bantuan. Kulihat beberapa postingan di fb
yang seolah berteriak meminta tolong. Posko mereka terjebak dan belum dijangkau
oleh tim relawan.
Celengan akhirat yang bertebaran di
dunia maya seolah juga mengundang pilu. Kenapa? Karena saya belum bisa mengisi setiap
celengan akhirat setiap yang kulihat.
Niat hati ikut berbisnis, agar Allah
memudahkan diri ini untuk bebas bersedekah sana-sini. Namun, saya teringat
dengan gagasan Ippho Santosa (founder komunitas bisnis yang kuikuti) bahwa
jangan menunggu kaya untuk bersedekah. Memang benar, seringkali malah saat saya
menghabiskan tabunganku untuk bersedekah, Allah mendatangkan tabungan lain. Saya
benar-benar seringkali dibuatNya terkagum-kagum. MasyaAllah, Alhamdulillah.
“jika Allah menolong kamu, maka
tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak
memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu..
hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal” (Kilas Ayat… Qs.
Ali Imran: 160).
Angin bertiup terasa dingin, kulihat
hujan akan turun. Meski sebelumnya, hujan turun di pagi hari. Tadi pagi juga,
saya berjalan menuju salah satu dosen pemesan Britih Propolis. Sebenarnya saat
malam hari, ia menyuruhku membawakannya. Namun, karena hujan turun dan angin
kencang… akhirnya saya memutuskan untuk menunda membawakannya.
Selain itu, rasanya saya juga rindu
jalan kaki di pagi hari. Kenapa? Hatimu bisa dibuat semakin bersyukur PadaNya,
apalagi jika oksigen yang masuk ke dalam hidung adalah oksigen segar. Belum lagi,
jika kamu bisa melihat embun yang terlihat menyegarkan sambil dihibur dengan
suara harmoni makhluk bersayap yang sibuk bersiul seolah menyapa setiap raga
yang mendengarkannya.
Yappp, saya suka udara pagi. Bahkan jika
disuruh memilih, saya lebih suka sunrise (matahari terbit) dibandingkan sunset
(matahari terbenam). Mungkin, karena pengaruh udaranya… makanya saya jadi lebih
suka sunrise.
Sepulang dari mengantarkan British
propolis, mendekati pintu pagar kos… saya melihat rumput… namun, kusebut itu
bunga karena memang rumput itu memiliki bunga. Namanya putri Malu. Kalau didaerahku
disebut Jabe (dalam bahasa Bugis).
Menurutku, tanaman itu unik. Karena punya
animasi alami yang bergerak. Coba saja sentuh daunnya, maka kamu akan lihat
gerakan secara perlahan. Tapi, saya suka bertanya-tanya… kenapa kalau hujan
yang turun, justru daunnya kadang tidak kuncup. Kira-kira kenapa ya?
Apa karena air yang turun secara
alami dari langit sehingga tanaman itu tidak bergerak. sungguh, saya penasaran.
Hope, kelak saya akan diberitahu kenapa bisa seperti itu.
Layaknya, beberapa pertanyaanku yang
sering terbersit dalam hati… secara perlahan saya pun menemukan jawabannya.
Pun, seperti doa-doa kita kadang
terkabul bukan disaat kamu berdoa saat itu juga. Terkadang Allah mengabulkannya
di waktu yang tepat.
Dulu, saat saya suka ditinggal
sendiri di kos (karena teman semua pada pulkam), seringkali hati berbisik.. “kalau
saja saya punya teman orang yang jauh rumahnya, pasti saya akan punya teman di
rumah kos). Benar saja, lambat laun keinginan itu terwujud. Alhamdulillah,
sekarang saya punya banyak teman di kos dan mereka jarang pulkam karena
rumahnya lumayan jauh.
Di mana rumahnya?
Di Latimojong, Enrekang. Daerah dingin
tempat tumbuhnya bunga Edelweiss (bunga abadi).
Sungguh, keinginan kembali terbersit…
bahwa kelak saya ingin berada di puncak gunung latimojong. Sebelumnya, juga
sempat terbersit tentang keinginan untuk berkujung di kaki gunung Latimojong..
benar saja lambat laun saya mendapatkan kesempatan ke sana melalui wasilah
ajakan bu dosen yang pesan British Propolis itu.
Sepertinya, viewers akan berpikir…
ini penulisnya lagi iklan yakkk? Sering kali menyebut British Propolis. Hehe…
Maklum saya,
kalau menemukan sesuatu yang bagus maka akan sering kusebut-sebut.
Saya pun
juga dalam berjualan sangat selektif kalau memilih produk jualan. Setidaknya pertanyaan
tentang apa khasiat produk, bagaimana izin dan kehalalan, serta bagaimana system
jualnya harus terjawab dulu. Kalau semuanya aman, halal dan berfaedah, yaudah
saya langsung deal. Apalagi foundernya, benar-benar aktif mementoring kami.
Wuahhh…
kok saya jadi bahas itu. Hehe, jujur ini supaya tulisannya bisa cepat sampai
seribu kata. Walaupun sih, apa yang saya tulis sebelumnya itu beneran… bukan
hoax apalagi kalimat hinaan. Iyakan?
Rasanya,
bagus juga menulis di jam-jam sore begini. Karena biasanya kalau malam, saya
akan sibuk membahas mata-mata berkaca, mata mulai mengantuk. Kadang pula, saya
sampai tak konsen bahkan gagal menyelesaikan seribu kataku hanya karena tak
sanggup melawan ngantuk. Hehe. Kalian bisa lihat di wattpadku (hayana77)
tentang kegagalanku dengan seribu kata. Bikin senyum-senyum sendiri pokoknya
kalau dibaca.
Oiya,
viewers… apa kamu sudah mulai menulis seperti ini?
Ayolah…
dicoba-coba menulis. Minimal ceritakan apa yang kamu lalui setiap hari dan hal
positif apa yang bisa dibagikan melalui tulisanmu.
Pun seperti
tulisan receh ini, kuharap kalian bisa menangkap sesuatu hal yang positif. Bukan
dinyatakan postif yakkk, yah walaupun juga boleh selama itu yang baik-baik. Hehe.
Semoga Allah
memberikan kabar bahagia tak terduga, setelah Anda membaca ini. Aamiin.
Sudah di
angka delapan ratusan kata, lalu saya menulis apa lagi?
Tunggu…
saya memikirkan apa yak judulnya tulisan hari ini. Masalahnya, memang tulisanku
topiknya kemana-mana tapi sungguh saya tak peduli. Karena targetku adalah
menulis seribu kata per hari… saya tak peduli bagaimana sistematikanya, yang
jelas sebisa mungkin bisa tetap menulis seribu kata. Pembiasaan menulis, viewersku.
Lalu,
pertanyaannya kapan kamu mulai menulis? Jangan bilang kamu tak pandai menulis. Semua
orang bisa menulis, eh maksud saya mengetik juga.
Saya ulangi,
“semua orang bisa menulis/mengetik, selama hatinya bisa berbicara meskipun
tanpa suara”.
Tapi,
muncul pertanyaan “yang cerewet itu apa hati atau otak? Maksudku yang suka
berbicara itu sebenarnya siapa? Otak apa hati?”.
Hmmm…
silahkan memberi tanggapan viewers bahkan meskipun itu tanggapannya hanya ada
di dalam otak dan hatimu. Tentu, saya tak akan tahu karena memang saya bukan
Maha Mengetahui. Tapi, saya yakin Allah pasti Maha Mengetahui. Maka berhati-hatilah
viewers… dan jangan bersedih karena Allah selalu Mendengarmu.
Ok,
pertanyaan saya belum dijawab. Kapan kamu mau konsisten menulis?
Haa? Saya
tidak dengar. Eh, saya tidak baca.
Atau kamu
sudah menulis tapi saya tidak tau. Yaudah, apapun itu… saya berharap kita semua
bisa mendapatkan RidhoNya karena aktivitas baik kita, apapun itu dalam artian
apapun yang kita lakukan selama masih bernafas di dunia yang fana ini.
Jika viewers menganggap tulisan
receh ini berfaedah silahkan sebarkan agar viewers menjadi jembatan (share) sampainya
tulisan ini ke otak yang lain. Namun, jika viewers ingin memberikan tanggapan
berupa pertanyaan setuju maupun kritik saran, tentu boleh. Silahkan kirimkan
via DM Instagram @hayanaa atau email Hayanaheart@gmail.com.
Terima kasih telah membaca hingga
tuntas ‘tak perlu subscribe yakk’ hehe dan maafkan jika ada yang tak berkenang pada
segumpal daging (hati). [Parepare, Sabtu 16 Januari 2021]. Hayana J