Pages

Monday, May 20, 2019

Day 2: Dua



Seorang gadis berkata,
“Sungguh, akan meriahnya jika kita mempunyai sepuluh orang bersaudara. Kau bebas dengan siapa bermain” ucapnya pada teman ngobrolnya.
“Penilaianmu keliru. Karena kau tak pernah merasakan bagaimana jika kamu sendiri dan yang lainnya bekelompok,” bantahnya sambil meminum seteguk kopi asli tanpa gula.
Jika gula itu manis dan semut itu suka yang manis-manis. Maka semut seharusnya makhluk yang paling manis.  Semut itu selalu lihai menemukan makanan manis dan bukannya memakan sampai habis, semut justru akan kembali ke sarannya lalu memberitahu kepada semut-semut lain.
Mereka akan saling bekerja sama untuk memindahkan makanan itu lalu menyimpannya di tempat yang aman.
Aman?
Apakah tempat aman itu sudah berarti nyaman? Apakah nyaman itu akan membuat hati ikut nyaman?
Tempat aman belum tentu membuat nyaman, tapi tempat nyaman belum tentu juga seseorang akan merasa puas. Buktinya banyak orang yang bela-belain keluar dari zona amannya bahkan zona ternyamannya.
Lalu, ada pula yang tetap memilih tinggal di zona ternyamannya. Entahlah, terserah si pemilik hidup. Jangan menjadi orang dengan seribu bibir.
Saat kau melihat orang lain menetapkan jalannya sesuai dengan pilihannya. Jangan pernah mencibirnya. Biarkan saja, jangan diurusi selama jalannya adalah jalan yang terbaik untuknya dan tidak merugikan orang lain.
Naamun, kadang datang individu yang bertemu dengan individu lain menjadikannya topic pembicaraan ditemani teh hangat dan onde-onde hangat, maka terciptalah cerita-cerita hangat.
Saat mereka mulai bercerita, si malaikat Atid siap mencatat memberikan poin setiap perkataan bahkan walaupun itu hanya sekedar kode-kode mata.
Seorang gadis berkepala dua, bukan karena kepalanya dua tapi begitulah penyebutan untuk menyamarkan usia. Gadis itu sangat tidak menyukai kode-kode mata, apalagi jika mata kaum  Adam.
Jika sepasang mata Adam melihatnya, betapa kesalnya hati si gadis itu. Ia seperti ingin melemparkan sebuah topeng tanpa cela untuk wajah si penatap.
Mungkin efek pengaruh dari doa yang konon pernah dipanjatkan, bahwa gadis ini memohon agar selalu ilfil melihat Adam-adam yang bukan pasangan namanya di Lauh mahfuz.
Lalu ada pula gadis yang rela bersolek berjam-jam, menempelkan berbagai macam zat di  wajah naturalnya untuk mendapatkan kecantikan lebih.
Ada berteriak, “Kecantikan itu dari dalam hati”.
Lalu, wanita bersolek itu membalas, “nyatanya tidak semua kaum Adam akan melihat dengan hati”.
Si peneriak pun menggeleng-gelengkan kepalanya dan memutuskan untuk tidak lagi berteriak dengan gadis pesolek itu.
Setiap orang unik karena penampilannya, sikapnya ataupun karena pikirannya. Tapi yang terunik adalah orang-orang yang tidak merasa dirinya unik tapi orang lain justru menganggapnya unik.
unik dan aneh itu beda-beda tipis, setipis tisu yang katanya terbuat dari pohon.
Jika tisu terbuat dari pohon, lalu si pecandu tissue berarti adalah salah satu pelaku pembuat global warming.
Orang-orang berlomba-loma membuat rumah kaca dan membuat dalam rumahnya senyaman mungkin. AC dipasang di sudut rumah, suhu dingin dapat dirasakan bak di tengah hutang yang rindang.
Namun, ia tak sadar bahwa ancaman besar menanti dari luar kediamannya.  
Hal-hal kecil dapat membuat masalah besar. Meskipun dilakukan secara perorangan tapi jika dilakukan secara kolektif (bersama-sama) maka tunggu saj, lihat apa yang akan terjadi.
Si pengetik mulai menguap…
Setan selalu saja menggoda saat manusia melakukan hal-hal baik. Ia tak ingin manusia menjadi penduduk abadi surga. Setan itu tidak kelihatan saat menggoda namun godaannya selalu terasa.
Bisikan-bisikan tanpa suara dapat menggerakkan hati, pikiran dan tubuhmu. Setiap kali kamu membuat hal-hal yang bertentangan, itu berarti setan telah sukses menggodamu.
Saat tidak ada rasa penyesalan yang terbesit, maka setan kembali menang dua kosong mirip pertandingan sepak bola.
Mata si pengetik mulai berkaca-kaca, bukan karena sedih ataupun bahagia tetapi ini respon dari ditolaknya godaan setan untuk berbaring menutup mata.
Si pengetik kembali menguap, sambil menutup mulutnya dengan tangan kiri.
Jari-jarinya tetap mengetik meskipun hanya menggunakan jari tengah dan telunjuk.
Lantunan ayat suci dari pengeras suara masjid saling bersahut-sahutan, suasana  Ramadan sedikit terkikis karena tanggal merah bagi setiap wanita baligh.
Beberapa wanita menyambutnya dengan penuh kegembiraan, namun beberapa wanita juga merasa kurang bersemangat dan merasa harap-harap cemas.
Kini, Si pengetik benar-benar sudah merasa ngantuk, anehnya ngantuknya akan hilang saat ia mengaktifkan handphonennya lalu berseluncur di dunia maya.
Dunia maya belum tentu benar-benar maya, karena maya hidup di dunia nyata. Refleksi dari orang-orang nyata pun bisa di bawah di dunia maya bahkan uang yang didaptkan dari dunia maya bisa dinikmati di dunia maya.
Di dunia maya…
Teman belum tentu kenal dan kenal belum tentu teman.
Si pengetik kembali menguap, kini air matanya jatuh di pipinya. Pandangannya menelusuri dinding yang penuh dengan kertas HVS hasil dari koreksi manusi bertitle.
Sebuah kalimat tertulis dengan tinta spidol bukan snowman,
Innallaha wa malaikatahu yusholluna ‘alannabi ya ayyuhalladzina amanu shollu ‘alaihi wasallimu taslima (dibaca sekali) Allahumma sholli alaih (dibaca seratus kali)”.
Cobalah lakukan setiap usai sholat subuh dan sholat magrib, lalu perhatikan apa yang terjadi?
Besok hari Selasa, sebuah kertas using tertempel pada pembatas dinding kamar. Pada baris teks kedua terlulis…
Selasa: Allahumma sholli ala nabiyyi umyyi wa ‘ala alihi wa sobbihi wasallam (seribu kali).
Cobalah dan perhatikan apa yang terjadi?
Jika kau ingin melihat hasil, maka perlu ada usaha yang dilakukan. Usaha saja tak akan pernah cukup membuatnya berhasil. Kau perlu roket untuk mengantarkan usahamu ke langit.
Namun, roket sangatlah susah dibuat. Maka jadilah doa yang menggantikan roket itu. Sebuah roket yang tak terlihat namun dapat membus langit yang menjulang tinggi.
Si pengetik meluruskan kaki kanannya, berharap ada ide untuk menjawab pertanyaaan
“Apa lagi yang harus saya ketik?”
Saat kau berpikir untuk segera mengakhirinya itu artinya kau tak menikmati setiap apa prosesnya.
Si pengetik, lalu tersadar.
“Apa sih yang saya ketik?”
Si pembaca yang dari tadi membaca dengan penuh setia juga bergumam.
“Mana aku tau apa kamu pikirkan, karena pikiran itu tidak terlihat dan tidak semua orang mampu membacany. Mungkin dengan intuisi yang kuat akan memberikan  keahlian untuk membaca apa yang dipikirkan”.
Apakah penting mengetahui setiap pikiran orang lain?
Sungguh, itu penting jika kau dapat menjadikkanya sebagai pelaran yang tak berharga meskipun se container uang.
Uang?
Apakah itu penting?
Sungguh itu, penting. Bagaimana mungkin kau bisa membaca tulisan ini tanpa melibatkan uang untuk membeli kuota. Meskipun kau pakai wifi gratis, tetap saja wifi itu pakai uang bukan daun.

Ok, Dua.
Kita kembali ke judul awal. Dua.
Jika memikirkan angka dua, apa yang terlintas di pikiranmmu?
Jika itu nomor calon presiden berarti teori agenda setting yang ada dalam ilmu komunikasi benar-benar turut berlaku padamu. Teori Agenda setting??? Silahkan tanya pada mesin tercerdas, Om Google.
Ok, waktunya menguploadnya dan mengizinkan sepasang mata untuk tertutup sejenak (Parepare, 20 Mei 2019 |21:06 Wita).


2 comments:

  1. It's a great writing kak. Ditunggu tulisan selanjutnya 😊

    ReplyDelete

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers