Pages

Artikel (Kode Etik): Krisis Kejujuran Hasilkan Potensi Mahasiswa Bernilai Palsu

Artikel ini dibuat dalam rangka partisipasi mengikuti Dakom Award 2016. Lomba blog. Yuk, Baca Selengkapnya...

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare

STAIN Parepare merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di kota Parepare. Yuk, Kunjungi Websitenya...

Mari Bersedekah

Yuk, lihat iklan video karya Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam. STAIN Parepare

filsafat islam

Ingin Menjadi Seperti Pohon

Mengapa inging menjadi pohon? Yuk, Baca selengkapnya

Sunday, December 6, 2020

Indonesia Mayoritas Islam, Namun Tidak Semuanya Sadar...



 Sebelumnya

Tulisan ini sudah diupload di akun wattpad @Hayana77.

---

Apa yang saya mulai, seharusnya saya tuntaskan.

Kalimat itulah yang membuat si pengetik bangkit dari tidurnya lalu bergegas membuka laptop antic miliknya.

Ditemani stick renyah snack, si pengetik dari tadi mulai mengetik.

Apa yang harus diketik? Pikirnya.

Di dunia maya heboh dikarenakan pengumuman yang seharusnya tanggal 22 Mei tetapi ternyata muncul sebelum waktunya. Berbagai doa pun terpampang nyata di beranda facebook, mendoakan si penyelenggara.

Kita ini bukan Maha Mengetahui

Tetapi Sang Maha Mengetahui bisa saja memberi tanda-tanda informasi. Entahlah, siapa yang benar dan siapa yang keliru. Yang jelas si pengetik yakin segala sesuatu akan ada balasannya baik itu kebaikan maupun keburukan.

Cek saja di QS. Al Zalzalah ayat 7 & 8

"Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula".

Ibnu Jauzi menyebutkan 5 pendapat ulama tafsir mengenai makna dzarrah:

1. Kepala semut merah (ibnu Abbas ra)

2. Butiran tanah (Yazid bin al- A'sham dari Ibnu Abbas)

3. Semut yang paling kecil (Ibnu Qutaibah dan Ibnu Faris | Ulama ahli bahasa)

4. Dzarrah adalah biji Khardalah /tanaman mustard (at Tsa'labi)

5. Titik debu yang Nampak di udara ketika ada celah dinding terkena sinar matahari (at Tsa'labi)

Kelima uraian tersebut merupakan jawaban dari Ustad Ammi Nur Baits (dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Indonesia mayoritas Islam, namun tidak semuanya sadar dan bertindak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini dipengaruhi hidayah yang tak ada dalam hatinya.

Hidayah itu bukan pemberian dari sesama manusia namun pemberian Sang Maha Kuasa. Namun, jika hidayah telah diberikan tapi si penerima tidak mengambil sesegera mungkin bisa jadi ia tidak akan berubah.

Dalam dunia nyata, si pengetik mengamati jalan hidup seorang gadis tomboy.

Setiap harinya rambutnya terurai, sibuk telfon-telfonan dengan kekasihnya bahkan tak jarang mereka bertemu langsung di rumah si gadis tomboy itu.

Menjelang memakai seragam putih abu-abu, gadis itu mulai berkomitmen memakai khimar meskipun kesan tomboy dengan memakai celana panjang masih sering dikenakan. Hingga dibangku perkuliahan, hidayah kembali disodorkan untuknya untuk menutup aurat secara sempurna sampai saat ini.

Ia istiqomah atas pilihannya meskipun berbagai tatapan serta cibiran yang menyudutkan seringkali menghampirinya. Ia sama sekali tak peduli karena baginya Ridho-Nya lah yang menjadi target hidupnya.

Saat ia memulai mengambil jalan yang lurus, berbagai kabar bahagia pun datang apalagi sikap sabar dan syukur terus mengakar dalam hatinya. Si pengetik bisa melihat bagaimana progress perbaikan hidupnya.

Menurut si pengetik, kalau hal-hal yang baik segera dilakukan maka tunggu kabar baik juga akan segera datang.

Entahlah, apakah begitu rumusnya.

Oiya, tentang ayat yang trending hari ini, QS. An Nisa ayat 108

"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka. Ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhoi. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan".

Ada maksud mengapa ayat ini dipopulerkan bertepatan dengan pengumuman Kepala Negara. Entahlah, setiap orang bebas menyimpan maksud dalam pikirannya.

Siapa sih yang bisa menghalangi seseorang untuk berpikir tentang sesuatu?

Kau bisa saja menyuruhnya diam, tapi tidak dengan pikirannya.

Malam ini, malam ke tujuh belas Ramadan. Sudah sejauh mana tilawahmu?

Menurut ust. Adi Hidayat yang baru saja dinonton oleh si pengetik melalui instagram kajiannya, mengatakan bahwa tilawah itu lebih baik dilakukan. Karena tilawah itu meliputi membaca al Qur'an disertai membaca arti bahkan jika memungkinkan turut membaca tafsirnya. Jika dilakukan, maka akan memberikan kesan yang lebih mendalam bagi si pembaca.

Cobalah dan rasakan apa yang terjadi di hatimu apalagi jika kamu membaca tafsirnya. Karena jika hanya mengandalkan terjemahan ayat, kau akan sedikit merasa pusing karena penjelasan yang kurang lengkap.

**

Jika presidennya lanjut dua periode, si pengetik berharap kualitas kerja untuk rakyat lebih ditingkatkan lagi. Dua kali lipat ataupun dua puluh dua kali lipat, yang jelas jangan sampai hanya jalan di tempat dan lebih parah kalau jalan mundur.

Memangnya salah kalau jalan mundur?

Mobil saja butuh roda berputar mundur lalu negara?

Entahlah...biarkan orang menciptakan persepsinya masing-masing.

Mari kita lebih memanfaatkan waktu di bulan Ramadan ini. Jangan sampai bulan Ramadan yang sering diibaratkan tamu berlalu begitu saja. Pergi tanpa meninggalkan sesuatu berharga bagi si tuan rumah.

Sesuatu yang berharga itu bukan benda yang bisa dilihat tetapi ia berwujud pendirian, prinsip, motto, yang memungkinkan si pemiliknya berkomitmen untuk melakukan sesuatu hal baik.

Baik?

Seharusnya baik selalu bergandengan kata benar.

Baik dan benar.

Karena baik belum tentu benar tapi benar pastilah baik.

Contoh: orang korupsi dianggap baik karena bisa meningkatkan pendapatan dan perbaikan kualitas ekonomi keluarga namun tidak baik bagi orang lain. Korupsi menjadi suatu tindakan yang tidak benar.

Buktinya kalau ada korupsi dianggap salah dan dimasukkan penjara meskipun masih banyak juga yang tetap bebas berkeliaran.

Apa semua orang pernah korupsi? Korupsi waktu mungkin

Entahlah, tapi seorang dosen si pengetik beberapa pekan lalu berucap.

"Mengapa para koruptor itu disimbolkan dengan tikus? Kenapa bukan hewan yang lain?"

Kenapa coba?

Lihat saja bagaimana kelakuan Jerry dalam serial cartoon Tom & Jerry. 

Jerry selalu saja mengendap-endap untuk mencuri keju.

Lalu dalam dunia nyata, jika seekor tikus masuk ke dalam kamarmu atau bahkan menggigit dokumennmu, seberapa kesal kah kamu?

Lalu, apakah kita akan juga merasa kesal melihat koruptor?

Kalau begitu cocok.

Tapi tunggu dulu, tidak semua tikus itu menjengkelkan. Beberapa spesies tikus justru menjadi korban percobaan bahan-bahan kimia. Makhluk kecil itu dijadikan percobaan sebagai pengganti manusia. Berarti benar, ada kesamaan manusia dengan tikus.

Tiba-tiba, si pengetik melirik sudut kamarnya. Di sana sering muncul penampakan.

Mirip anak kucing tapi bukan. Si pengetik sangat tidak menyukai ekornya apalagi tingkahnya yang sok cari perhatian. Dialah si tikus, si makhluk serba salah.

Salah?

Selain orang yang sering disalahkan. Ada juga benda loh.

Bantal.

Bantal itu sering disalahkan. Apakah kamu pernah menyalahkannya? Kalau belum mau coba?

Orang yang suka ngantuk dikatakan muka bantal.

Syukur-syukur kalau si muka bantal tidak selalu meminum susu bantal menjelang tidur. Setelah tidur semalaman, bukannya berterima kasih dengan bantal ia malah menyalahakan si bantal.

Sungguh, si pengetik jadi pengen minum susu bantal. Yang dipetik dari lemari ice.

Adakah?

Kalau gak ada ya udah. Si pengetik kembali fokus dengan tulisan seribu katanya. Sebenarnya sudah tidak ada lagi yang ingin dituliskannya. Tapi karena belum cukup, jadi ia terus mengetik dan kamu juga masih setia membacanya hingga akhir. Ok, terima kasih. Sepertinya tulisannya sudah melebihi seribu kata. Jangan bosan yah. Tulisan ini tanpa edit soalnya si pengetik mulai ngantuk lagi. Harap maklum (Parepare, 21 Mei 2019 | 23:20 Wita).

***

Oiya, siapa tau orang-orang tersayang sedang membutuhkan ini. Cermati khasiatnya ;-)








Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers