Pages

Artikel (Kode Etik): Krisis Kejujuran Hasilkan Potensi Mahasiswa Bernilai Palsu

Artikel ini dibuat dalam rangka partisipasi mengikuti Dakom Award 2016. Lomba blog. Yuk, Baca Selengkapnya...

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare

STAIN Parepare merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di kota Parepare. Yuk, Kunjungi Websitenya...

Mari Bersedekah

Yuk, lihat iklan video karya Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam. STAIN Parepare

filsafat islam

Ingin Menjadi Seperti Pohon

Mengapa inging menjadi pohon? Yuk, Baca selengkapnya

Wednesday, September 27, 2017

Last Day

Goes to Village: Damai Village



Video ini dibuat pada tahun 2016

Saat kamu belajar dengan mereka #LifeLearn

Tuesday, July 25, 2017

Dialog Antara Aku dan Saya.



Pernahkah kamu berdialog dengan dirimu sendiri? Saat kau bertanya apakah kamu makan ini atau makan itu? Ataukah kamu lebih baik pilih ini atau pilih itu saja?. Bahkan kita terkadang sering berdialog tentang orang lain di dalam diri kita. Menyangka bahwa hanya kita yang tahu namun sebenarnya ada Sang Maha  Mengetahui yang juga turut mengawasi.  Ketika ujian tertulis sedang berlangsung di dalam suatu ruangan, untungnya kita tidak mempunyai kemampuan pendengaran super. Betapa riuh suara dialog pikiran itu ketika suaraya mampu terdengar jelas. Betapa riuh ketika kita melewati stasiun dimana orang-orang dengan tatapannya, diam dan menunggu.
Dialog antara Aku dan Saya. Aku yang lebih egois namun Saya yang lebih pengertian.
Pikiranku itu saja, kumuntahkan melewati keyboard laptop dengan bantuan jemariku. Entah ketikakau membacanya setuju atau tidak.
Tapi tetap saya mengucapkan Terima Kasih telah membaca tulisan yang tidak penting ini . Hehe

Thursday, January 12, 2017

Ketika Nenek Renta Lupa Cucunya

Di waktu kecil saya seperti seorang jurnalis kecil yang selalu haus dengan informasi terhadap kondisi Indonesia sebelum merdeka. Ya, nenekku jauh sudah lahir sebelum Indonesia Merdeka. Saat itu saya belajar menjadi pendengar yang baik untuknya, ia tidak sungkan untuk bercerita bagaimana ia harus bersembunyi di bawah lubang ketika ada bom yang akan diledakkan. Cucunya bukan hanya saya seorang, ia juga punya cucu laki-laki yang 3 tahun lebih tua dariku, Ya, dia adalah kakakku sendiri. Dulu saya sering cemburu kepada kakakku ketika perhatian nenekku hanya tercurahkan kepada kakakku semata. Namun, saya juga menyadari. Nenekku tak pernah membedakan kami. 
Saat ia terbaring sakit

Waktu berlalu kamipun semakin tumbuh dewasa, namun kutau ada sosok yang bertambah tua di belakang kami. Meski ia sudah menjadi nenek yang renta, namun ia masih semangat untuk memasak sendiri makanannya. Ia tak ingin merepotkan kedua orangtuaku. Ia malah merasa tidak enak jika tidak memiliki kesibukan tersendiri. Di saat kami sedang berselisih paham dengan kedua orang tua kami, nenek kami menjadi tempat pengaduh kegundahan hati. Saya masih ingat, kakakku berlari ke rumah nenek saat ia marah dengan kedua orangtuaku. Lalu di mana kakek kami? Dalam silsilah keluarga inti kita akan mempunyai 2 kakek , satu kakek dari Ayah dan satu kakek dari Ibu. Namun kami kurang beruntung karena keduanya meninggal sebelum kami lahir ke dunia ini.
Nenek yang saya ceritakan ini adalah nenek dari Ibu. Saat ini ia sudah tinggal bersama kami (1 atap). Rasa sedih menghampiri ketika tak jarang ibuku tidak sependapat dengan nenekku. Ketika nenekku merasa sedih saya berusaha menghiburnya dengan berbagai cerita tentang kucing. Ya, kami adalah perempuan yang memiliki kesamaan sangat menyukai kucing. Baginya kucing adalah hewan yang tidak boleh disakiti dan bagiku kucing adalah hewan yang mesti disayangi.
Minggu 11 Desember 2016 menjadi hari di mana seperti ada yang hilang dari kehidupanku. Nenek yang selalu memanggilku dengan sapaan “Wana” tiba-tiba tidak mengenaliku lagi. Saat saya berada di hadapannya ia berkata kepadaku dengan bahasa bugisnya “Engka appoku Wana ko Parepare/ada cucuku Wana di Parepare” padahal cucu yang ia ceritakan itu sudah berada di depannya. Bagaimana mungkin ia sudah tidak mengenali rupahku dan suaraku. Saya berusaha untuk menyakinkannya bahwa sayalah cucu yang ia maksud. Ia kembali bertanya kepadaku “Iga asenna emma nu?/Siapa namanya mamamu?” Saya jawab Ati. Ia lalu tersenyum seolah masih ragu bahwa saya ini cucunya. “Nappako uwita/baru saya melihatmu” padahal hari sebelumnya ia memukulku dengan candanya karena melihatku pulang ke rumah. Harapanku, semoga nenekku kembali mengingat cucunya tanpa ada keraguan di hatinya. Sehatkan Ia, Tentramkan hatinya hingga ajal menjemput entah siapa yang terlebih dahulu…
__________________________
                Tulisan di atas jauh sebelumnya telah saya tulis namun baru sempat upload. Kini, sosok nenek yang saya ceritakan telah pergi. Ya, jasad dan rohnya memang sudah pergi, namun namanya, wajahnya, senyumannya  dan kebaikannya akan selalu terkenang di hati ini dan di hati orang-orang yang mengenalnya. Masih teringat, disaat orang lain bersorak ramai dengan malam pergantian tahun baru, saya hanya memilih duduk di dekatnya sambil membacakan QS. Yasin untuknya berharap ia bisa kembali sehat. Keajaiban benar ada, Allah mengizinkan nenekku kembali membuka matanya dan melihat cucunya ini. Namun, hanya sehari setelah itu Rabu malam (03/01/2017) selepas sholat magrib ia sakaratul maut. Saya bertekad membacakan QS.Yasin untuknya sampai 3kali sambil berusaha mengikhlaskannya jika memang ia sudah ingin pergi. Belum habis bacaan QS.  Yasin yang kedua, ia menghembuskan nafas terakhirnya (Pukul 19:11 WITA). Tangisku seketika  langsung pecah…Saya memang sangat menyanyaginya, namun Allah swt. Sang Pencipta lebih menyayanginya… Semoga ia tenang di sana… Semoga doaku untuknya menjadi amal jariyah untuknya…. Aamiin

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers