Seorang gadis berkata,
“Sungguh, akan meriahnya jika
kita mempunyai sepuluh orang bersaudara. Kau bebas dengan siapa bermain”
ucapnya pada teman ngobrolnya.
“Penilaianmu keliru. Karena kau
tak pernah merasakan bagaimana jika kamu sendiri dan yang lainnya bekelompok,”
bantahnya sambil meminum seteguk kopi asli tanpa gula.
Jika gula itu manis dan semut itu
suka yang manis-manis. Maka semut seharusnya makhluk yang paling manis. Semut itu selalu lihai menemukan makanan manis
dan bukannya memakan sampai habis, semut justru akan kembali ke sarannya lalu
memberitahu kepada semut-semut lain.
Mereka akan saling bekerja sama
untuk memindahkan makanan itu lalu menyimpannya di tempat yang aman.
Aman?
Apakah tempat aman itu sudah
berarti nyaman? Apakah nyaman itu akan membuat hati ikut nyaman?
Tempat aman belum tentu membuat
nyaman, tapi tempat nyaman belum tentu juga seseorang akan merasa puas. Buktinya
banyak orang yang bela-belain keluar dari zona amannya bahkan zona
ternyamannya.
Lalu, ada pula yang tetap memilih
tinggal di zona ternyamannya. Entahlah, terserah si pemilik hidup. Jangan menjadi
orang dengan seribu bibir.
Saat kau melihat orang lain
menetapkan jalannya sesuai dengan pilihannya. Jangan pernah mencibirnya. Biarkan
saja, jangan diurusi selama jalannya adalah jalan yang terbaik untuknya dan
tidak merugikan orang lain.
Naamun, kadang datang individu
yang bertemu dengan individu lain menjadikannya topic pembicaraan ditemani teh hangat
dan onde-onde hangat, maka terciptalah cerita-cerita hangat.
Saat mereka mulai bercerita, si
malaikat Atid siap mencatat memberikan poin setiap perkataan bahkan walaupun
itu hanya sekedar kode-kode mata.
Seorang gadis berkepala dua,
bukan karena kepalanya dua tapi begitulah penyebutan untuk menyamarkan usia. Gadis
itu sangat tidak menyukai kode-kode mata, apalagi jika mata kaum Adam.
Jika sepasang mata Adam
melihatnya, betapa kesalnya hati si gadis itu. Ia seperti ingin melemparkan
sebuah topeng tanpa cela untuk wajah si penatap.
Mungkin efek pengaruh dari doa
yang konon pernah dipanjatkan, bahwa gadis ini memohon agar selalu ilfil melihat Adam-adam yang bukan
pasangan namanya di Lauh mahfuz.
Lalu ada pula gadis yang rela
bersolek berjam-jam, menempelkan berbagai macam zat di wajah naturalnya untuk mendapatkan kecantikan
lebih.
Ada berteriak, “Kecantikan itu
dari dalam hati”.
Lalu, wanita bersolek itu
membalas, “nyatanya tidak semua kaum Adam akan melihat dengan hati”.
Si peneriak pun
menggeleng-gelengkan kepalanya dan memutuskan untuk tidak lagi berteriak dengan
gadis pesolek itu.
Setiap orang unik karena
penampilannya, sikapnya ataupun karena pikirannya. Tapi yang terunik adalah
orang-orang yang tidak merasa dirinya unik tapi orang lain justru menganggapnya
unik.
unik dan aneh itu beda-beda tipis, setipis tisu yang katanya terbuat dari pohon.
unik dan aneh itu beda-beda tipis, setipis tisu yang katanya terbuat dari pohon.
Jika tisu terbuat dari pohon,
lalu si pecandu tissue berarti adalah salah satu pelaku pembuat global warming.
Orang-orang berlomba-loma membuat
rumah kaca dan membuat dalam rumahnya senyaman mungkin. AC dipasang di sudut
rumah, suhu dingin dapat dirasakan bak di tengah hutang yang rindang.
Namun, ia tak sadar bahwa ancaman
besar menanti dari luar kediamannya.
Hal-hal kecil dapat membuat
masalah besar. Meskipun dilakukan secara perorangan tapi jika dilakukan secara
kolektif (bersama-sama) maka tunggu saj, lihat apa yang akan terjadi.
Si pengetik mulai menguap…
Setan selalu saja menggoda saat
manusia melakukan hal-hal baik. Ia tak ingin manusia menjadi penduduk abadi surga.
Setan itu tidak kelihatan saat menggoda namun godaannya selalu terasa.
Bisikan-bisikan tanpa suara dapat
menggerakkan hati, pikiran dan tubuhmu. Setiap kali kamu membuat hal-hal yang
bertentangan, itu berarti setan telah sukses menggodamu.
Saat tidak ada rasa penyesalan
yang terbesit, maka setan kembali menang dua kosong mirip pertandingan sepak
bola.
Mata si pengetik mulai
berkaca-kaca, bukan karena sedih ataupun bahagia tetapi ini respon dari
ditolaknya godaan setan untuk berbaring menutup mata.
Si pengetik kembali menguap,
sambil menutup mulutnya dengan tangan kiri.
Jari-jarinya tetap mengetik
meskipun hanya menggunakan jari tengah dan telunjuk.
Lantunan ayat suci dari pengeras
suara masjid saling bersahut-sahutan, suasana Ramadan sedikit terkikis karena tanggal merah
bagi setiap wanita baligh.
Beberapa wanita menyambutnya
dengan penuh kegembiraan, namun beberapa wanita juga merasa kurang bersemangat
dan merasa harap-harap cemas.
Kini, Si pengetik benar-benar
sudah merasa ngantuk, anehnya ngantuknya akan hilang saat ia mengaktifkan
handphonennya lalu berseluncur di dunia maya.
Dunia maya belum tentu
benar-benar maya, karena maya hidup di dunia nyata. Refleksi dari orang-orang
nyata pun bisa di bawah di dunia maya bahkan uang yang didaptkan dari dunia
maya bisa dinikmati di dunia maya.
Di dunia maya…
Teman belum tentu kenal dan kenal
belum tentu teman.
Si pengetik kembali menguap, kini
air matanya jatuh di pipinya. Pandangannya menelusuri dinding yang penuh dengan
kertas HVS hasil dari koreksi manusi bertitle.
Sebuah kalimat tertulis dengan
tinta spidol bukan snowman,
“Innallaha wa malaikatahu yusholluna ‘alannabi ya ayyuhalladzina amanu
shollu ‘alaihi wasallimu taslima (dibaca sekali) Allahumma sholli alaih (dibaca
seratus kali)”.
Cobalah lakukan setiap usai
sholat subuh dan sholat magrib, lalu perhatikan apa yang terjadi?
Besok hari Selasa, sebuah kertas using
tertempel pada pembatas dinding kamar. Pada baris teks kedua terlulis…
Selasa: Allahumma sholli ala nabiyyi umyyi wa ‘ala alihi wa sobbihi wasallam
(seribu kali).
Cobalah dan perhatikan apa yang
terjadi?
Jika kau ingin melihat hasil,
maka perlu ada usaha yang dilakukan. Usaha saja tak akan pernah cukup
membuatnya berhasil. Kau perlu roket untuk mengantarkan usahamu ke langit.
Namun, roket sangatlah susah
dibuat. Maka jadilah doa yang menggantikan roket itu. Sebuah roket yang tak
terlihat namun dapat membus langit yang menjulang tinggi.
Si pengetik meluruskan kaki
kanannya, berharap ada ide untuk menjawab pertanyaaan
“Apa lagi yang harus saya ketik?”
Saat kau berpikir untuk segera
mengakhirinya itu artinya kau tak menikmati setiap apa prosesnya.
Si pengetik, lalu tersadar.
“Apa sih yang saya ketik?”
Si pembaca yang dari tadi membaca
dengan penuh setia juga bergumam.
“Mana aku tau apa kamu pikirkan,
karena pikiran itu tidak terlihat dan tidak semua orang mampu membacany. Mungkin
dengan intuisi yang kuat akan memberikan
keahlian untuk membaca apa yang dipikirkan”.
Apakah penting mengetahui setiap
pikiran orang lain?
Sungguh, itu penting jika kau
dapat menjadikkanya sebagai pelaran yang tak berharga meskipun se container uang.
Uang?
Apakah itu penting?
Sungguh itu, penting. Bagaimana mungkin
kau bisa membaca tulisan ini tanpa melibatkan uang untuk membeli kuota. Meskipun kau pakai wifi gratis, tetap saja wifi itu pakai uang bukan daun.
Ok, Dua.
Kita kembali ke judul awal. Dua.
Ok, Dua.
Kita kembali ke judul awal. Dua.
Jika memikirkan angka dua, apa
yang terlintas di pikiranmmu?
Jika itu nomor calon presiden berarti teori agenda setting yang ada dalam ilmu komunikasi
benar-benar turut berlaku padamu. Teori Agenda setting??? Silahkan tanya pada
mesin tercerdas, Om Google.
Ok, waktunya menguploadnya dan
mengizinkan sepasang mata untuk tertutup sejenak (Parepare, 20 Mei 2019 |21:06
Wita).