Bismillah...
Alhamdulillah, waktu saya ketik ini perut minimalis sudah
terisi. Hope, readers saat membaca ini saya harap sudah makan juga yaa.
Pagi-pagi, sekitar pukul 06 lewat sekian wita, saya
memutuskan pergi ke pasar. Hari ini, saya ingin sekali makan bubur manado. Nafsu
makan yang semakin menghilang, membuat saya harus mengikuti apa yang ingin
dimakan. Biasanya, saya mengabaikan. Namun, kali ini benar-benar nafsu makanku
sepertinya sedang mengalami krisis. Berat tubuh yang semakin menyusut,
membuatku harus minum vitamin tambahan. Padahal kan saya selalu bercita-cita
ingin menjadi pendonor darah. Namun, beratku sakarang menurun menjadi 38kg. Ya,
seringan itulah saya.
Ketika ingin berangkat ke pasar, saya baru nyadar. Ternyata,
helm saya ketinggalan di Perpustakaan kampus. Sudah 2 pekan berlalu, dan saya
baru sadar pas mau pakai. Waktu itu, memang saya sedang sakit. Jadi, pas
kembali ke kos saya jadi lupa helm. Saya pake helm, karena saat itu sedang
gerimis. Untuk melindungi kepala, helm lah menjadi pilihan alternatif.
Semoga saja, helmku masih ada di Perpus. Hari Senin, baru
saya mau cek keberadaanya.
Setelah selesai belanja, pas mau pulang mata ini melihat
berbagai dagangan durian. Kemarin, sempat diajak pergi makan durian sama tante
dan sepupu. Namun, karena ada tugas deadline video yang harus saya selesaikan. Akhirnya,
saya memutuskan untuk tidak ikut. Padahal saya mau sekali makan durian. Jadi,
tadi saya memutuskan membeli 1 buah durian, untuk mngobati rasa inginku ini.
Saya hanya beli 1 karena saya takut rasanya tidak memuaskan.
Benar saja, yang kubeli tadi tidak sesuai ekspektasi. Tapi, alhamdulillah masih
bisa dimakan. Hehe.
Pulang dari pasar, saya segera memasak. Cukup lama saya
memasak, mungkin ini yang kadang membuat saya malas memasak-masak, karena
memakan waktu yang lama. Bisa jadi sih, karena mata kompornya hanya satu saja.
Setelah bubur manado masak, saya berpikir bagaimana caranya
makanan ini bukan hanya saya yang menikmati. Sebenarnya ada banyak target orang
di kos yang bisa saya bagi, tapi saya hanya memilih 2 orang saja. Dikarenakan porsi
yang saya masak, juga tidak terlalu banyak.
Lisa, mahasiswa dari Barru menjadi target pertama. Ia selalu
juga memberi saya makanan setiap kali ia dari pulang kampung. Selain itu, ia
sangat rajin mengaji. Memberinya tenaga melalui makanan sepertinya akan sangat
berfaedah J
Target kedua yakni Si S. Sebenarnya, saya kadang malas
memberinya apa-apa. Karena ia sangat malas juga membersihkan kos. Saya hanya
memintanya menyapu teras atas setiap pagi atau sore, namun ia kadang tidak
melakukan. Tapi, hari ini saya tetap menjadikannya target berbagi. Dikarenakan,
ia juga hanya sendiri di kamarnya. Lagian, ia adalah salah satu mahasiswa di
kos yang paling jarang pulang kampung. Tentu, makanan yang berbeda sangat
menyenangkan untuknya. Semoga saja, ia akan menjadi orang yang rajin. Aamiin.
Setelah berbagi dan menikmati makanan, saya mandi plus
mencuci. Awalnya ingin mengejar shalat dhuha, namun sepertinya saya masih kurang
bersih habis libur sholat.
Setelah menjemur sebagian pakaian, saya memutuskan makan
durian yang sebiji itu. Rasanya, benar-benar tidak seperti yang biasanya hehe. Kurang
manis. Tapi teksturnya cukup bagus.
Setelah itu, saya memutuskan untuk tidur.
Kapan lagi bisa tidur, di hari kerja saya sulit untuk tidur
siang.
Dewasa ini, tidur siang yang dulunya sering dianggap hukuman
saat kita masih anak-anak. Nyatanya, saat dewasa tidur siang merupakan
aktivitas menyenangkan dan langka. Ya, ini hanya berlaku bagi orang sibuk.
Bicara tentang sibuk. Saya sebenarnya, sudah sangat ingin
pensiun dari kata ‘sibuk’.
Apalagi jika kesibukan itu hanya duniawi saja. Rasa-rasanya,
jiwa dan raga ini sangat lelah jika hanya sibuk duniawi saja.
Saat bangun dari tidur siang, saya mengingat kalau ada
jadwal menjadi relawan di Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD). Akhirnya, saya
segera bangkit dari tidur lalu shalat dan menuju ke lokasi.
Sebelum berangkat, beli roti dulu untuk konsumsi anak-anak
binaan. Ada yang sempat protes kenapa bukan gorengan. Sebenarnya, saya sering
merasa keliru kalau anak-anak diberi gorengan. Walaupun sebenarnya mereka
sangat menyukai gorengan. Tapi, kali ini saya pilih roti saja. Karena itu lebih
baik untuk mereka.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, tulisanku sebenarnya belum
cukup seribu kata. Tapi, saya memutuskan untuk menyudahi. Agar segera publish
lalu tidur. Semoga, nanti saya bisa bangun lebih awal agar bisa beribadah
PadaMu, termasuk berkeluh kesah PadaMu. Sungguh, hanya dengan MengingatMu,
hatiku akan merasa tenang.
Terima kasih telah membaca hingga akhir. Salam Sejuk
@hayanaaa.
Parepare, 25 Juni 2022 pukul 21:24 Wita.