Pages

Artikel (Kode Etik): Krisis Kejujuran Hasilkan Potensi Mahasiswa Bernilai Palsu

Artikel ini dibuat dalam rangka partisipasi mengikuti Dakom Award 2016. Lomba blog. Yuk, Baca Selengkapnya...

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare

STAIN Parepare merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di kota Parepare. Yuk, Kunjungi Websitenya...

Mari Bersedekah

Yuk, lihat iklan video karya Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam. STAIN Parepare

filsafat islam

Ingin Menjadi Seperti Pohon

Mengapa inging menjadi pohon? Yuk, Baca selengkapnya

Saturday, June 25, 2022

Alur Hidup Today

 



Bismillah...

Alhamdulillah, waktu saya ketik ini perut minimalis sudah terisi. Hope, readers saat membaca ini saya harap sudah makan juga yaa.

Pagi-pagi, sekitar pukul 06 lewat sekian wita, saya memutuskan pergi ke pasar. Hari ini, saya ingin sekali makan bubur manado. Nafsu makan yang semakin menghilang, membuat saya harus mengikuti apa yang ingin dimakan. Biasanya, saya mengabaikan. Namun, kali ini benar-benar nafsu makanku sepertinya sedang mengalami krisis. Berat tubuh yang semakin menyusut, membuatku harus minum vitamin tambahan. Padahal kan saya selalu bercita-cita ingin menjadi pendonor darah. Namun, beratku sakarang menurun menjadi 38kg. Ya, seringan itulah saya.

Ketika ingin berangkat ke pasar, saya baru nyadar. Ternyata, helm saya ketinggalan di Perpustakaan kampus. Sudah 2 pekan berlalu, dan saya baru sadar pas mau pakai. Waktu itu, memang saya sedang sakit. Jadi, pas kembali ke kos saya jadi lupa helm. Saya pake helm, karena saat itu sedang gerimis. Untuk melindungi kepala, helm lah menjadi pilihan alternatif.

Semoga saja, helmku masih ada di Perpus. Hari Senin, baru saya mau cek keberadaanya.

Setelah selesai belanja, pas mau pulang mata ini melihat berbagai dagangan durian. Kemarin, sempat diajak pergi makan durian sama tante dan sepupu. Namun, karena ada tugas deadline video yang harus saya selesaikan. Akhirnya, saya memutuskan untuk tidak ikut. Padahal saya mau sekali makan durian. Jadi, tadi saya memutuskan membeli 1 buah durian, untuk mngobati rasa inginku ini.

Saya hanya beli 1 karena saya takut rasanya tidak memuaskan. Benar saja, yang kubeli tadi tidak sesuai ekspektasi. Tapi, alhamdulillah masih bisa dimakan. Hehe.

Pulang dari pasar, saya segera memasak. Cukup lama saya memasak, mungkin ini yang kadang membuat saya malas memasak-masak, karena memakan waktu yang lama. Bisa jadi sih, karena mata kompornya hanya satu saja.

Setelah bubur manado masak, saya berpikir bagaimana caranya makanan ini bukan hanya saya yang menikmati. Sebenarnya ada banyak target orang di kos yang bisa saya bagi, tapi saya hanya memilih 2 orang saja. Dikarenakan porsi yang saya masak, juga tidak terlalu banyak.

Lisa, mahasiswa dari Barru menjadi target pertama. Ia selalu juga memberi saya makanan setiap kali ia dari pulang kampung. Selain itu, ia sangat rajin mengaji. Memberinya tenaga melalui makanan sepertinya akan sangat berfaedah J

Target kedua yakni Si S. Sebenarnya, saya kadang malas memberinya apa-apa. Karena ia sangat malas juga membersihkan kos. Saya hanya memintanya menyapu teras atas setiap pagi atau sore, namun ia kadang tidak melakukan. Tapi, hari ini saya tetap menjadikannya target berbagi. Dikarenakan, ia juga hanya sendiri di kamarnya. Lagian, ia adalah salah satu mahasiswa di kos yang paling jarang pulang kampung. Tentu, makanan yang berbeda sangat menyenangkan untuknya. Semoga saja, ia akan menjadi orang yang rajin. Aamiin.

Setelah berbagi dan menikmati makanan, saya mandi plus mencuci. Awalnya ingin mengejar shalat dhuha, namun sepertinya saya masih kurang bersih habis libur sholat.

Setelah menjemur sebagian pakaian, saya memutuskan makan durian yang sebiji itu. Rasanya, benar-benar tidak seperti yang biasanya hehe. Kurang manis. Tapi teksturnya cukup bagus.

Setelah itu, saya memutuskan untuk tidur.

Kapan lagi bisa tidur, di hari kerja saya sulit untuk tidur siang.

Dewasa ini, tidur siang yang dulunya sering dianggap hukuman saat kita masih anak-anak. Nyatanya, saat dewasa tidur siang merupakan aktivitas menyenangkan dan langka. Ya, ini hanya berlaku bagi orang sibuk.

Bicara tentang sibuk. Saya sebenarnya, sudah sangat ingin pensiun dari kata ‘sibuk’.

Apalagi jika kesibukan itu hanya duniawi saja. Rasa-rasanya, jiwa dan raga ini sangat lelah jika hanya sibuk duniawi saja.

Saat bangun dari tidur siang, saya mengingat kalau ada jadwal menjadi relawan di Rumah Belajar Cinta Damai (RBCD). Akhirnya, saya segera bangkit dari tidur lalu shalat dan menuju ke lokasi.

Sebelum berangkat, beli roti dulu untuk konsumsi anak-anak binaan. Ada yang sempat protes kenapa bukan gorengan. Sebenarnya, saya sering merasa keliru kalau anak-anak diberi gorengan. Walaupun sebenarnya mereka sangat menyukai gorengan. Tapi, kali ini saya pilih roti saja. Karena itu lebih baik untuk mereka.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, tulisanku sebenarnya belum cukup seribu kata. Tapi, saya memutuskan untuk menyudahi. Agar segera publish lalu tidur. Semoga, nanti saya bisa bangun lebih awal agar bisa beribadah PadaMu, termasuk berkeluh kesah PadaMu. Sungguh, hanya dengan MengingatMu, hatiku akan merasa tenang.

Terima kasih telah membaca hingga akhir. Salam Sejuk @hayanaaa.

Parepare, 25 Juni 2022 pukul 21:24 Wita.

Wednesday, June 22, 2022

Hope Versi 22 Juni 2022

 


Bismillah...

Saat saya ketik ini, alhamdulillah saya sudah makan.

Betapa banyak di luar sana, ingin makan tapi tak ada yang bisa dimakan. Sementara, saya alhamdulillah masih ada, pun sama dengan my readers.

Saya kembali memulai mengetik lagi, setelah berpekan-pekan saya tak melakukannya. Saya memulainya lagi bertepatan dengan hari berkurangnya jatah hidup ini.

Ya, 22 Juni adalah hari berkurangnya usia ini. sudah 27 tahun saya hidup di dunia ini. seorang teman di facebook yang sebenarnya bukanlah benar-benar teman akrab memberikan ucapan selamat melalui kolom chat. Tak lupa ia memberikan doa sekaligus pesan mengingatkan bahwa sisa 3 tahun saya menuju 30 tahun.

Chatnya itu seolah menggelitik. Tanpa, ia memberitahu saya... sebenarnya saya juga sangat sadar akan titik angka warning itu. Kenapa warning? Ya, usia 30 tahun adalah usia yang bukan lagi masa unyu-unyu. Kuharap saat mencapai itu, saya sudah berekor 3. Haa? Apa bisa, hehe. Kun fayakun. Kalau Sang Maha Kuasa berkehendak.

Lalu, teman facebook itu bertanya lagi tentang apa rencana saya selanjutnya. Pertanyaan itu, sengaja saya tak menjawabnya. Membiarkannya penuh tanya. Mungkin, ia akan menganggapku sebagai perempuan yang tak ramah. Karena hanya meread saja pesannya di facebook.

Namun, pada dasarnya itu adalah upayaku. Agar tak memberi benih-benih harapan untuknya. Kujaga diriku, untuk tidak akrab lagi pada kaum Adam. Kucegah, kaum adam agar tidak memberikan peluang rasa kecewa. Meski, di luar sana bisa jadi ada hatis-hatis yang berharap namun luput dari perhatianku. Maka, kuserahkan segalanya PadaNYa.

Sudah sepantasnya memang, manusia tak boleh berharap pada manusia. Karena kecewa akan menjadi ujungnya.

Sebenarnya, di satu sisi. Satu akun facebook cukup menyita atensiku. Akun itu adalah akun pembelajar. Aktivitasnya tergantung musim. Namun, saya sangat apreasiasi tentang kemauannya yang selalu ingin belajar meskipun bukan melalui jenjang pendidikan formal.

Semoga, ia tetap selalu belajar dan memperoleh keberkahan dari setiap apa yang ia pelajari. Aamiin.

Di 22 Juni kali ini, sangat berbeda dibanding tahun lalu. Di mana impian untuk menjadi pengajar sudah terwujud. Alhamdulillah.

Namun, hati ini kerap kali kumarahi jika segumpal daging ini buta akan rasa syukur. Kerap kali kujengkeli, saat segumpal daging ini hanya fokus mengeluh terhadap setiap rintangan yang menghampiri. Bukannya kamu, suka tantanngan, Hayana? Maka nikmatilah.

Beberapa orang ingin di posisimu, Hayana. Maka banyak-banyaklah bersyukur.

Meskipun beberapa pikiran kusut sering menghampiri yang dapat berakibat pada tidak nyenyaknya tidurku dan hilangnya nafsu makanku. Tapi, semoga dengan seiring waktu... rasa kikuk, rasa tak tau, semakin hari akan menghilang dari pikiran dan hati ini. aamiin.

22 Juni, Yuni salah satu teman karibku yang juga sama tanggal dan bulan kelahiranku mengirim ucapan selamat via WhatsApp. Chantnya itu agak lucu di pikiranku. Karena kita, sama-sama berulang hari dan bulan (hari ini). namun, Yuni memang selalu mengucapkan duluan. Sedangkan saya, selalu yang kedua.

Yun, saya sangat bersyukur bisa punya teman seperti kamu. Termasuk teman kita yang selalu saja memberikan sesuatu dalam rangka hari special kita. Siapa lagi, kalau bukan Widya Astuti. Akrab disapa Widsss.

Menjelang sore, akun penjual kue tart mengirim pesan padaku. Katanya, ada yang memesan kue tart untukku. Kue itu ingin diantar ke tempatku. Awalnya, saya sudah menduga kalau itu Widya. Namun, saya tetap menscreenshotnya lalu menjadikannya status. Tapi, setelah saya memastikan kalau itu benar-benar Widsss, saya segera menghapus status sc sya itu. Saya tak terlalu ingin menyebarkan ke my viewers WhatsApp kalau hari ini saya sedang ‘barakallah fii umrik’. Meski, beberapa teman wa menjapri langsung mengirim ucapan selamat juga.

Kusyukuri akan hal itu. Terima kasih.

22 Juni, apa yang ingin kamu lakukan Hayana?

Sepertinya, saya hanya ingin mengembalikan beberapa good habits yang mulai menghilang dari hidup saya. Seperti, rajin menulis, rajin tidur di awal waktu dan rajin mengabaikan smartphone. Rasannya di tahun berikutnya, saya ingin melepaskan diri dari candu gawai yang mulai mengikat.

Faktanya, produktivitasku semakin meningkat saat semakin jauh dari gawai itu. Semoga saja, saya bisa dan Allah memampukan. Aaamiin.

22 Juni, rasanya saya hanya ingin menyerahkan segalanya ke Allah saja. Apa yang baik untukku, semoga saya ridha. Apa yang ditunda untukku, semoga saya dimampukan untuk tetap bersabar dan ikhlas menjalani setiap hari hidup ini.

22 Juni rasanya hanya ingin menjadi orang yang menyejukkan. Termasuk, setiap pandanganku mampu membuat hatiku semakin merasa lapang. Meskipun hidup semakin kompleks (rumit).

22 Juni, hanya ingin pandai bersyukur.

22 Juni hanya ingin kelak meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

22 Juni, rasa-rasanya hanya ingin hidup yang lebih sederhana saja.

22 Juni hanya ingin, otak dan hati ini bodoh dalam mengeluh.

22 Juni, semoga semakin berberkah segalanya.

Mataku kembali terasa berat. Ya, tantangan mengetik seribu kata seperti ini masih saja menantang khususnya menjaga agar kedua mata ini tetap melek.

Anehnya, nanti saat saya menyudahi tulisan ini dan mulai berselancar di dunia maya maka rasa ngantuk itu benar-benar akan hilang.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Sembil melirik sepuluh jari jemariku yang sedang kutempeli pacci berwarna merah maron. Semoga, semangatku selalu memerah memaron.

Ya, semoga saja.

Atas segala tugas yang selalu saja bertambah, semoga raga dan jiwa ini selalu mendapatkan perlindungan OlehNya.

Karena apalah dayaku jika tanpa bantuanNya.

Ya Allah, sungguh hamba terlalu banyak dosa yang menjadi aibku sendiri. Engkau Maha Mengetahui apa yang tidak tampak. Maka hamba mohon, Engkau mengamupuni dan mengasihi hamba termasuk kedua orangtua hamba yang sudah susah payah merawatku dan memperhatikanku hingga sampai detik ini. ya Allah atas segala cacat ibadah yang hamba laksanakan, hamba mohon Engkau tetap menerimanya termasuk ibadah kedua orangtuaku.

Hamba benar-benar bersyukur, perubahan yang sangat drastis pada kedua orangtuaku khususnya pada Pemberi nama Hayana. Semoga Engkau tetap menjaga dan meluruskan hatinya. Semoga Engkau senantiasa memberi ketenangan hati dan pikiran di setiap sujudnya. Semoga Engkau selalu memberi kesehatan untuk keduanya dan memberi hamba rezeki yang berlimpah lagi berberkah yang akan menjadi wasilah untuk membawa mereka menemui tempat-tempatMu yang penuh dengan Keajaiban. Semoga Engkau memampukan hambaMu yang lemah dan lalai ini. aamiin ya robbal’alamin.

Untuk my readers, yang tak kuketahui siapa saja. Semoga hatimu selalu tenang dan selalu bersyukur. Semoga kita selalu dimampukan untuk berpikir filosofis penuh makna. Agar dalam setiap hari, kita selalu memetik hikmah yang dapat membuat hati kita semakin lapang selapangnya. Aamiin.

Untuk my readers, terima kasih telah membaca hingga akhir. Hope, saya bisa isitiqomah mengetik. Agar, untuk setiap moment saya selalu bisa menyimpannya dalam seribu kata yang yang terangkai ini :)

Parepare, 22 Juni 2022 pukul 20:25 Wita | @hayanaaa.

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers