Pages

Wednesday, June 22, 2022

Hope Versi 22 Juni 2022

 


Bismillah...

Saat saya ketik ini, alhamdulillah saya sudah makan.

Betapa banyak di luar sana, ingin makan tapi tak ada yang bisa dimakan. Sementara, saya alhamdulillah masih ada, pun sama dengan my readers.

Saya kembali memulai mengetik lagi, setelah berpekan-pekan saya tak melakukannya. Saya memulainya lagi bertepatan dengan hari berkurangnya jatah hidup ini.

Ya, 22 Juni adalah hari berkurangnya usia ini. sudah 27 tahun saya hidup di dunia ini. seorang teman di facebook yang sebenarnya bukanlah benar-benar teman akrab memberikan ucapan selamat melalui kolom chat. Tak lupa ia memberikan doa sekaligus pesan mengingatkan bahwa sisa 3 tahun saya menuju 30 tahun.

Chatnya itu seolah menggelitik. Tanpa, ia memberitahu saya... sebenarnya saya juga sangat sadar akan titik angka warning itu. Kenapa warning? Ya, usia 30 tahun adalah usia yang bukan lagi masa unyu-unyu. Kuharap saat mencapai itu, saya sudah berekor 3. Haa? Apa bisa, hehe. Kun fayakun. Kalau Sang Maha Kuasa berkehendak.

Lalu, teman facebook itu bertanya lagi tentang apa rencana saya selanjutnya. Pertanyaan itu, sengaja saya tak menjawabnya. Membiarkannya penuh tanya. Mungkin, ia akan menganggapku sebagai perempuan yang tak ramah. Karena hanya meread saja pesannya di facebook.

Namun, pada dasarnya itu adalah upayaku. Agar tak memberi benih-benih harapan untuknya. Kujaga diriku, untuk tidak akrab lagi pada kaum Adam. Kucegah, kaum adam agar tidak memberikan peluang rasa kecewa. Meski, di luar sana bisa jadi ada hatis-hatis yang berharap namun luput dari perhatianku. Maka, kuserahkan segalanya PadaNYa.

Sudah sepantasnya memang, manusia tak boleh berharap pada manusia. Karena kecewa akan menjadi ujungnya.

Sebenarnya, di satu sisi. Satu akun facebook cukup menyita atensiku. Akun itu adalah akun pembelajar. Aktivitasnya tergantung musim. Namun, saya sangat apreasiasi tentang kemauannya yang selalu ingin belajar meskipun bukan melalui jenjang pendidikan formal.

Semoga, ia tetap selalu belajar dan memperoleh keberkahan dari setiap apa yang ia pelajari. Aamiin.

Di 22 Juni kali ini, sangat berbeda dibanding tahun lalu. Di mana impian untuk menjadi pengajar sudah terwujud. Alhamdulillah.

Namun, hati ini kerap kali kumarahi jika segumpal daging ini buta akan rasa syukur. Kerap kali kujengkeli, saat segumpal daging ini hanya fokus mengeluh terhadap setiap rintangan yang menghampiri. Bukannya kamu, suka tantanngan, Hayana? Maka nikmatilah.

Beberapa orang ingin di posisimu, Hayana. Maka banyak-banyaklah bersyukur.

Meskipun beberapa pikiran kusut sering menghampiri yang dapat berakibat pada tidak nyenyaknya tidurku dan hilangnya nafsu makanku. Tapi, semoga dengan seiring waktu... rasa kikuk, rasa tak tau, semakin hari akan menghilang dari pikiran dan hati ini. aamiin.

22 Juni, Yuni salah satu teman karibku yang juga sama tanggal dan bulan kelahiranku mengirim ucapan selamat via WhatsApp. Chantnya itu agak lucu di pikiranku. Karena kita, sama-sama berulang hari dan bulan (hari ini). namun, Yuni memang selalu mengucapkan duluan. Sedangkan saya, selalu yang kedua.

Yun, saya sangat bersyukur bisa punya teman seperti kamu. Termasuk teman kita yang selalu saja memberikan sesuatu dalam rangka hari special kita. Siapa lagi, kalau bukan Widya Astuti. Akrab disapa Widsss.

Menjelang sore, akun penjual kue tart mengirim pesan padaku. Katanya, ada yang memesan kue tart untukku. Kue itu ingin diantar ke tempatku. Awalnya, saya sudah menduga kalau itu Widya. Namun, saya tetap menscreenshotnya lalu menjadikannya status. Tapi, setelah saya memastikan kalau itu benar-benar Widsss, saya segera menghapus status sc sya itu. Saya tak terlalu ingin menyebarkan ke my viewers WhatsApp kalau hari ini saya sedang ‘barakallah fii umrik’. Meski, beberapa teman wa menjapri langsung mengirim ucapan selamat juga.

Kusyukuri akan hal itu. Terima kasih.

22 Juni, apa yang ingin kamu lakukan Hayana?

Sepertinya, saya hanya ingin mengembalikan beberapa good habits yang mulai menghilang dari hidup saya. Seperti, rajin menulis, rajin tidur di awal waktu dan rajin mengabaikan smartphone. Rasannya di tahun berikutnya, saya ingin melepaskan diri dari candu gawai yang mulai mengikat.

Faktanya, produktivitasku semakin meningkat saat semakin jauh dari gawai itu. Semoga saja, saya bisa dan Allah memampukan. Aaamiin.

22 Juni, rasanya saya hanya ingin menyerahkan segalanya ke Allah saja. Apa yang baik untukku, semoga saya ridha. Apa yang ditunda untukku, semoga saya dimampukan untuk tetap bersabar dan ikhlas menjalani setiap hari hidup ini.

22 Juni rasanya hanya ingin menjadi orang yang menyejukkan. Termasuk, setiap pandanganku mampu membuat hatiku semakin merasa lapang. Meskipun hidup semakin kompleks (rumit).

22 Juni, hanya ingin pandai bersyukur.

22 Juni hanya ingin kelak meninggal dalam keadaan husnul khatimah.

22 Juni, rasa-rasanya hanya ingin hidup yang lebih sederhana saja.

22 Juni hanya ingin, otak dan hati ini bodoh dalam mengeluh.

22 Juni, semoga semakin berberkah segalanya.

Mataku kembali terasa berat. Ya, tantangan mengetik seribu kata seperti ini masih saja menantang khususnya menjaga agar kedua mata ini tetap melek.

Anehnya, nanti saat saya menyudahi tulisan ini dan mulai berselancar di dunia maya maka rasa ngantuk itu benar-benar akan hilang.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Sembil melirik sepuluh jari jemariku yang sedang kutempeli pacci berwarna merah maron. Semoga, semangatku selalu memerah memaron.

Ya, semoga saja.

Atas segala tugas yang selalu saja bertambah, semoga raga dan jiwa ini selalu mendapatkan perlindungan OlehNya.

Karena apalah dayaku jika tanpa bantuanNya.

Ya Allah, sungguh hamba terlalu banyak dosa yang menjadi aibku sendiri. Engkau Maha Mengetahui apa yang tidak tampak. Maka hamba mohon, Engkau mengamupuni dan mengasihi hamba termasuk kedua orangtua hamba yang sudah susah payah merawatku dan memperhatikanku hingga sampai detik ini. ya Allah atas segala cacat ibadah yang hamba laksanakan, hamba mohon Engkau tetap menerimanya termasuk ibadah kedua orangtuaku.

Hamba benar-benar bersyukur, perubahan yang sangat drastis pada kedua orangtuaku khususnya pada Pemberi nama Hayana. Semoga Engkau tetap menjaga dan meluruskan hatinya. Semoga Engkau senantiasa memberi ketenangan hati dan pikiran di setiap sujudnya. Semoga Engkau selalu memberi kesehatan untuk keduanya dan memberi hamba rezeki yang berlimpah lagi berberkah yang akan menjadi wasilah untuk membawa mereka menemui tempat-tempatMu yang penuh dengan Keajaiban. Semoga Engkau memampukan hambaMu yang lemah dan lalai ini. aamiin ya robbal’alamin.

Untuk my readers, yang tak kuketahui siapa saja. Semoga hatimu selalu tenang dan selalu bersyukur. Semoga kita selalu dimampukan untuk berpikir filosofis penuh makna. Agar dalam setiap hari, kita selalu memetik hikmah yang dapat membuat hati kita semakin lapang selapangnya. Aamiin.

Untuk my readers, terima kasih telah membaca hingga akhir. Hope, saya bisa isitiqomah mengetik. Agar, untuk setiap moment saya selalu bisa menyimpannya dalam seribu kata yang yang terangkai ini :)

Parepare, 22 Juni 2022 pukul 20:25 Wita | @hayanaaa.

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers