Pages

Monday, February 21, 2022

Air Cokelat With Corona

 



Bismillah...

Sebenarnya saya tak tau akan cerita tentang apa. Tapi, saya ingin mengembalikan kebiasaan mengetik seribu kata per hari. Yaa, sebenarnya sih itu komitmen sejak 2019 lalu.

Saya akan bercerita tentang apa yaa?

Hmmm.... mari kita bercerita tentang bumi ini.

Dahulu kala.... 

eh, dahulu waktu saya masih kecil sekitar tahun dua ribuan bencana banjir, gempa, longsor, angin puting beliung hanya saya temukan di tivi. Tapi, beberapa tahun terakhir... bencana itu justeru terjadi di sekitar wilayahku.

Hari ini, beranda status whatsAppku dipenuhi dengan status tentang banjir. Ya, khususnya teman WA ku yang tinggal di daerah kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Saat hujan turun sehari semalam... air akan ikut naik. Seolah air dari langit sudah tak dapat lagi diserap oleh tanah.

Kenapa kira-kira?

Ada apa dengan tanah kita? Mengapa ia sudah tak ingin menerima air dari langit itu?

Tunggu dulu, bukankah manusia gemar menutupi tanah dengan semen? Bukankah manusia gemar menebang pohon dan menggantikannya dengan beragam bangunan beton?

Anggaplah pepohonan ditebang untuk BTN. Tapi, pernahkah BTN dihancurkan untuk menanam pepohonan?

Kita sering menghilangkan pepohonan secara besar-besaran, seolah kita tak butuh fungsi dari pepohonan itu. Oksigen dari mana coba?

Tunggu dulu, sebenarnya kita sudah tau akan tentang itu tapi masih saja ditebang untuk kebutuhan kita.

Serba salah juga kan?

Tapi, kasihan juga yaa bumi... jika semua pepohonan dimusnahkan.

Meski pada dasarnya, lebih kasihanlah kita para manusia... akan menerima dampak dari punahnya pepohonan.

Coba amati baik-baik lingkungan kita sekarang.

Esok, jika kamu bertemu pagi... duduk atau berdiri, pandangilah alam kita.

Bagaimana alam kita akan marah saat kita merusak kealamiannya secara over user.

Air tergenang di bawah kolom tempat tidur, kaki mengeriput karena air. Tangan kedinginan, perut selalu lapar meski otak selalu berpikir jijik sekali airnya. Itu airnya menyatu dari air saluran got.

Banjir bisa jadi anjir.

Hmm....

Sepertinya, temanku yang merasakan pasti lebih paham daripada saya yang hanya melihat.

Astagfirullah... perbanyak istighfar dan intropeksi atas kelakukan kita.

Memangnya kita turut andil dalam banjir ini?

Tunggu, saat kamu sering buang sampah sembarangan kamu sudah turut andil (sekecil itu). bahkan saat kita over pakai tissu pun turut andil. Apa hubungannya? Ya, karena tissu dibuat dari serat pohon.

Anak-anak kecil senang air cokelat itu (banjir), katanya asik bisa main air sepuasnya.

Tapi, para pedagang, angkutan umum, pekerja kantoran, para penghuni rumah tangga berbeda perasaanya. Mereka risau atas ketidaknormalan lingkungan ini.

Pun, anak remaja yang hobbi beraktivitas di luar akan merasa galau juga.

Apapun itu, semoga semuanya akan baik-baik saja. Aamiin.

***

Setelah bercerita Air Cokelat/banjir, mari kita bercerita tentang corona. Makhluk viral yang meresahkan banyak kalangan pihak, meski di kalangan tertentu dianggap membawa berkah tersendiri.

Corona datang dengan 2 dampaknya, hal baik dan hal buruk.

Kalau bukan karena corona, upaya memaksimalkan pembelajaran online takkan terwujud. Tapi, hal buruknya... (ah, kurasa readers punya anggapannya masing-masing).

Kalau begitu, mari kita berbicara tentang lockdown. Imbas dari adanya makhluk viral itu.

Apa yang kamu pikirkan dengan kata lockdown?

Hal yang terlintas di otak kecil ini yakni tak bisa kemana-mana.

Tapi, karena tak bisa kemana-mana... semestinya bisa mengerjakan sesuatu yang tak bisa dikerjakan saat kita sedang kemana-mana.

Kira-kira apa itu?

Tolong cari sendiri dan lakukan.

*yang baik-baik yakkk?

Ketikan ini kuakhiri saat adzan sholat isya mulai berkumandang.

Sampai ketemu esok. Hope, tetap bisa meluangkan waktu mengetik rangkaian kata walaupun belum cukup seribu kata.

Meskipun juga tulisan ini agak garing, semoga saja tetap bisa memetik sesuatu yang berfaedah. Sekecil apapun itu.

#Terima kasih, telah membaca hingga akhir :)

Parepare, 21 Februari 19.37 wita.

Salam sejuk, @hayanaaa.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers