Bismillah...
Saat saya ketik ini, alhamdulillah saya sudah makan.
Betapa banyak di luar sana, ingin makan tapi tak ada yang
bisa dimakan. Sementara, saya alhamdulillah masih ada, pun sama dengan my
readers.
Saya kembali memulai mengetik lagi, setelah berpekan-pekan
saya tak melakukannya. Saya memulainya lagi bertepatan dengan hari berkurangnya
jatah hidup ini.
Ya, 22 Juni adalah hari berkurangnya usia ini. sudah 27
tahun saya hidup di dunia ini. seorang teman di facebook yang sebenarnya
bukanlah benar-benar teman akrab memberikan ucapan selamat melalui kolom chat. Tak
lupa ia memberikan doa sekaligus pesan mengingatkan bahwa sisa 3 tahun saya
menuju 30 tahun.
Chatnya itu seolah menggelitik. Tanpa, ia memberitahu
saya... sebenarnya saya juga sangat sadar akan titik angka warning itu. Kenapa warning?
Ya, usia 30 tahun adalah usia yang bukan lagi masa unyu-unyu. Kuharap saat
mencapai itu, saya sudah berekor 3. Haa? Apa bisa, hehe. Kun fayakun. Kalau Sang
Maha Kuasa berkehendak.
Lalu, teman facebook itu bertanya lagi tentang apa rencana
saya selanjutnya. Pertanyaan itu, sengaja saya tak menjawabnya. Membiarkannya penuh
tanya. Mungkin, ia akan menganggapku sebagai perempuan yang tak ramah. Karena hanya
meread saja pesannya di facebook.
Namun, pada dasarnya itu adalah upayaku. Agar tak memberi
benih-benih harapan untuknya. Kujaga diriku, untuk tidak akrab lagi pada kaum
Adam. Kucegah, kaum adam agar tidak memberikan peluang rasa kecewa. Meski, di
luar sana bisa jadi ada hatis-hatis yang berharap namun luput dari perhatianku.
Maka, kuserahkan segalanya PadaNYa.
Sudah sepantasnya memang, manusia tak boleh berharap pada
manusia. Karena kecewa akan menjadi ujungnya.
Sebenarnya, di satu sisi. Satu akun facebook cukup menyita
atensiku. Akun itu adalah akun pembelajar. Aktivitasnya tergantung musim. Namun,
saya sangat apreasiasi tentang kemauannya yang selalu ingin belajar meskipun
bukan melalui jenjang pendidikan formal.
Semoga, ia tetap selalu belajar dan memperoleh keberkahan
dari setiap apa yang ia pelajari. Aamiin.
Di 22 Juni kali ini, sangat berbeda dibanding tahun lalu. Di
mana impian untuk menjadi pengajar sudah terwujud. Alhamdulillah.
Namun, hati ini kerap kali kumarahi jika segumpal daging ini
buta akan rasa syukur. Kerap kali kujengkeli, saat segumpal daging ini hanya
fokus mengeluh terhadap setiap rintangan yang menghampiri. Bukannya kamu, suka
tantanngan, Hayana? Maka nikmatilah.
Beberapa orang ingin di posisimu, Hayana. Maka banyak-banyaklah
bersyukur.
Meskipun beberapa pikiran kusut sering menghampiri yang
dapat berakibat pada tidak nyenyaknya tidurku dan hilangnya nafsu makanku. Tapi,
semoga dengan seiring waktu... rasa kikuk, rasa tak tau, semakin hari akan
menghilang dari pikiran dan hati ini. aamiin.
22 Juni, Yuni salah satu teman karibku yang juga sama tanggal
dan bulan kelahiranku mengirim ucapan selamat via WhatsApp. Chantnya itu agak
lucu di pikiranku. Karena kita, sama-sama berulang hari dan bulan (hari ini).
namun, Yuni memang selalu mengucapkan duluan. Sedangkan saya, selalu yang
kedua.
Yun, saya sangat bersyukur bisa punya teman seperti kamu. Termasuk
teman kita yang selalu saja memberikan sesuatu dalam rangka hari special kita. Siapa
lagi, kalau bukan Widya Astuti. Akrab disapa Widsss.
Menjelang sore, akun penjual kue tart mengirim pesan padaku.
Katanya, ada yang memesan kue tart untukku. Kue itu ingin diantar ke tempatku. Awalnya,
saya sudah menduga kalau itu Widya. Namun, saya tetap menscreenshotnya lalu
menjadikannya status. Tapi, setelah saya memastikan kalau itu benar-benar
Widsss, saya segera menghapus status sc sya itu. Saya tak terlalu ingin
menyebarkan ke my viewers WhatsApp kalau hari ini saya sedang ‘barakallah fii
umrik’. Meski, beberapa teman wa menjapri langsung mengirim ucapan selamat
juga.
Kusyukuri akan hal itu. Terima kasih.
22 Juni, apa yang ingin kamu lakukan Hayana?
Sepertinya, saya hanya ingin mengembalikan beberapa good
habits yang mulai menghilang dari hidup saya. Seperti, rajin menulis, rajin
tidur di awal waktu dan rajin mengabaikan smartphone. Rasannya di tahun
berikutnya, saya ingin melepaskan diri dari candu gawai yang mulai mengikat.
Faktanya, produktivitasku semakin meningkat saat semakin
jauh dari gawai itu. Semoga saja, saya bisa dan Allah memampukan. Aaamiin.
22 Juni, rasanya saya hanya ingin menyerahkan segalanya ke
Allah saja. Apa yang baik untukku, semoga saya ridha. Apa yang ditunda untukku,
semoga saya dimampukan untuk tetap bersabar dan ikhlas menjalani setiap hari
hidup ini.
22 Juni rasanya hanya ingin menjadi orang yang menyejukkan. Termasuk,
setiap pandanganku mampu membuat hatiku semakin merasa lapang. Meskipun hidup
semakin kompleks (rumit).
22 Juni, hanya ingin pandai bersyukur.
22 Juni hanya ingin kelak meninggal dalam keadaan husnul
khatimah.
22 Juni, rasa-rasanya hanya ingin hidup yang lebih sederhana
saja.
22 Juni hanya ingin, otak dan hati ini bodoh dalam mengeluh.
22 Juni, semoga semakin berberkah segalanya.
Mataku kembali terasa berat. Ya, tantangan mengetik seribu
kata seperti ini masih saja menantang khususnya menjaga agar kedua mata ini
tetap melek.
Anehnya, nanti saat saya menyudahi tulisan ini dan mulai
berselancar di dunia maya maka rasa ngantuk itu benar-benar akan hilang.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Sembil melirik sepuluh jari jemariku yang sedang kutempeli
pacci berwarna merah maron. Semoga, semangatku selalu memerah memaron.
Ya, semoga saja.
Atas segala tugas yang selalu saja bertambah, semoga raga
dan jiwa ini selalu mendapatkan perlindungan OlehNya.
Karena apalah dayaku jika tanpa bantuanNya.
Ya Allah, sungguh hamba terlalu banyak dosa yang menjadi
aibku sendiri. Engkau Maha Mengetahui apa yang tidak tampak. Maka hamba mohon,
Engkau mengamupuni dan mengasihi hamba termasuk kedua orangtua hamba yang sudah
susah payah merawatku dan memperhatikanku hingga sampai detik ini. ya Allah
atas segala cacat ibadah yang hamba laksanakan, hamba mohon Engkau tetap
menerimanya termasuk ibadah kedua orangtuaku.
Hamba benar-benar bersyukur, perubahan yang sangat drastis
pada kedua orangtuaku khususnya pada Pemberi nama Hayana. Semoga Engkau tetap
menjaga dan meluruskan hatinya. Semoga Engkau senantiasa memberi ketenangan
hati dan pikiran di setiap sujudnya. Semoga Engkau selalu memberi kesehatan
untuk keduanya dan memberi hamba rezeki yang berlimpah lagi berberkah yang akan
menjadi wasilah untuk membawa mereka menemui tempat-tempatMu yang penuh dengan
Keajaiban. Semoga Engkau memampukan hambaMu yang lemah dan lalai ini. aamiin ya
robbal’alamin.
Untuk my readers, yang tak kuketahui siapa saja. Semoga hatimu
selalu tenang dan selalu bersyukur. Semoga kita selalu dimampukan untuk berpikir
filosofis penuh makna. Agar dalam setiap hari, kita selalu memetik hikmah yang
dapat membuat hati kita semakin lapang selapangnya. Aamiin.
Untuk my readers, terima kasih telah membaca hingga akhir. Hope,
saya bisa isitiqomah mengetik. Agar, untuk setiap moment saya selalu bisa
menyimpannya dalam seribu kata yang yang terangkai ini :)
Parepare, 22 Juni 2022 pukul 20:25 Wita | @hayanaaa.