Pages

Wednesday, January 13, 2021

Apa Kabar?

 

Foto dokumentasi pribadi [2019]

Bismillah.

2021, hello apa kabar? Sekarang sudah tanggal 13 dan kamu telah melewatkan 12 hari untuk seribu katamu. Ah, rasanya sudah sebulan saya melewatkannya dari tahun lalu. Terus, apa kamu ingin seperti ini terus? Hmmm… sepertinya tidak.

Saya akan berusaha mencoba lagi, dan lagi hingga oksigen tak berfungsi lagi pada raga ini.

2021, apa kabar?

Apa benar-benar baik? Yakin baik? Apa hanya sekedar mengucapkan baik namun sebenarnya dibalik kata baik, ada yang tidak baik?

Hmmm… saya tak ingin berprasangka buruk padamu viewers. namun, orang yang pandai bersyukur akan merasa benar-benar baik. Pertanyaannya, mampukah kita menemukan sesuatu hal yang disyukuri saat situasi tak benar-benar baik?

Saya yakin, mampu. Ya, mampukan dirimu untuk jeli melihat hal-hal yang patut disyukuri ditengah situasi yang memang tidak baik-baik saja.

Ok, saya ulangi?

Apa kabar? Apa kabar syukurmu? Masihkah memuncak atau terkikis dengan rasa mengeluh yang semakin menjulang tinggi.

Tarik nafasmu dan rasakan oksigen yang masuk dalam tubuhmu. Lalu, hembuskan dengan ucapan ya Allah.

Ulangi lagi, lagi dan lagi. Kemudian tutup dengan Alhamdulillah.

Bahwa kita masih mampu menghembuskan nafas setelah menarik nafas. Bayangkan jika kita tak mampu menghembuskan nafas kembali. Di luar sana, ada loh yang ingin bernafas dengan nyaman namun ia sedang mengalami penyakit asma. Ada juga yang ingin menghirup udara segar, namun tak berhasil ia dapatkan hanya karena udaranya tercemar dengan polusi udara.

Lalu, bagaimana kabarmu?

Ya, kabarmu?

Kabarku? Kamu bertanya balik, bagaimana kabarku?

Alhamdulillah masih sehat.

Alhamdulillah, saya masih bisa mengetik ini. Dan Alhamdulillah viewers masih bisa membaca ini. Terima kasih yakkk.

Sebenarnya saat ini saya sedang dilema, apakah tulisan saya yang seperti ini harus saya upload di youtube dalam bentuk podcast atau tidak yah? Menurut viewers gimana?

Saya sebenarnya ingin menghidupkan youtubeku yang sudah lama bahkan bisa dibilang sering vakum. Padahal, apa susahnya sih meluangkan waktu sehari untuk membuat konten video. Apalagi jika konten yang dibuat termasuk tulisan seribu kata ini bukan sesuatu hal yang mengandung komposisi hoax lagi hinaan.

Kenapa coba Hayana?

Tolong untuk diriku dan viewers yang melihat ini. Tolong rajinlah.

Memang, bisikan setan dan sejenisnya tak akan suka jika kamu rajin dalam hal-hal kebaikan. Justru, ia sangat senang jika kamu malas dan menunda hal-hal yang baik. Maka, tolong kuatkan jiwamu, hatimu, ragamu, untuk melawan bisikan godaannya untuk berleha-leha.

Oiya, hari ini saya membaca sebuah buku Ensiklopedia Teori Komunikasi yang ditulis oleh…. Tunggu, kok tidak ada penulisnya. Yang ada hanya editor Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss. 

Apa yang menarik? 

Bahwa kita sering terlintas bahwa waktu terasa semakin cepat. Benarkah dalan penjelasan buku tersebut bahwa proses perkembangan dan penuaan kita selalu berkaitan dengan jam genetic dan biologis. 

Hukum Janet dideskripsikan oleh Josef Holubar dalam karyanya, The Sense of Time: An Electrophysiological Study of Its Mechanism in Man. Hukum ini menyatakan bahwa lamanya durasi subjektif dari sensasi kita adalah berbanding terbalik dengan lamanya hidup yang sudah kita jalani.

H. Hoagland, dalam esainya, “Some Biochemical Considerations of Time,” menjelaskan bahwa pelambatan konsumsi oksigen di otak menyebabkan waktu tampak lebih cepat dan makin cepat seiring usia, dan pada anak yang otaknya kaya dengan oksigen waktu berlalu lebih lambat. Mungkinkah benar seperti itu?

Waktu terasa cepat di otak manusia yang tidak masuk dalam kategori anak-anak karena oksigen semakin sedikit di dalam otak orang dewasa. Mungkinkah benar seperti itu?

Tolong tanyakan pada dokter, apa benar seperti itu?

Beberapa tulisan yang tersebar dengan nuansa religi bahwa jika waktu terasa semakin cepat, maka itu berarti dunia semakin mendekati kehancurannya. Wallahu’alam. Sungguh, hanya Allah yang Maha Mengetahu, para manusia hanya sok tau termasuk sang pengetik tulisan ini.

Kemarin, saya menulis caption bahwa Yang berlalu biarlah berlalu dengan istighfar sepaket Alhamdulillah, yang belum berlalu maka jangan biarkan berlalu begitu saja. Saat ini, memang penting untuk memanfaatkan waktu. 

Karena memang, saya pribadi merasa waktu itu terasa semakin cepat saja. Tapi, memang di satu sisi waktu akan terasa lambat jika kita sedang berada dalam situasi menunggu.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.

Jadikan kami manusia yang mampu memanfaatkan waktu yang bernilai pahala disisiMu. Karena merugilah kami jika waktu berlalu dengan sia-sia bahkan celakalah kami jika waktu berlalu dan meninggalkan jejak pada catatan malaikat Atid.

Waktu yang terus berjalan meskipun tanpa kaki. Berputar di angka dan bulan yang sama namun tidak pada tahun. Lalu mengapa disebut ulang tahun? Jika yang berulang bukanlah tahun.

Entahlah, sepertinya saya harus jeda dulu menulis ini. Dikarenakan adzan sholat magrib sedang berkumandang.

Sholatlah di awal waktu, dan semoga Allah senantiasa memberikan kebahagiaan kita di awal waktu. Karena belum tentu, kita masih hidup di tengah waktu apalagi akhir waktu.

***

Setelah terjedah beberapa jam… ya, saya melanjutkan tulisan ini setelah makan malam dan sholat Isya. Sebenarnya, saya ingin cepat tidur. Namun, saya teringat dengan tulisan seribu kata ini yang mesti diupload minimal di wattpad. 

Oiya, viewers… Alhamdulillah tadi saya makan nasi dan puluhan udang kecil. Orang di tempatku menyebutnya sebagai balaceng. Namun, temanku dari Soppeng menyebutnya sebagai lame’lame’. Jadi itu seperti udang kecil yang dikeringkan. Biasanya dijual perliter. Rasanya lumayan enaklah… apalagi jika dimakan bersama mangga muda. Ya, walaupun tadi saya makan kurang mangga, tapi cukuplah.

Hari ini juga saya melihat senyum bahagia. Salah seorang kenalan yang dulunya staf kini menjadi dosen dan hari ini resmi menjadi seorang isteri. Semoga disegerakan menjadi ibu juga. Aamiin.

Senyumnya merekah saat sesi foto pasca wedding. Ya, memang seharusnya senyum kan. Tertiba saya ikut tersenyum jika memikirkan ‘kelak saya bersama siapa ya?’. Namun, peryataan teman usai dari acara nikahan bahwa kita tidak tahu, apakah jodoh yang duluan atau ajal. 

Yapppp,,, kita memang tidak tahu yang mana duluan. Kurasa hal terpenting sekarang adalah memantaskan diri untuk jodoh maupun kematian. Ada satu hal lagi yang mesti dipantaskan. Apa itu? Rezeki. Jika kamu ingin berlimpah rezeki dalam hal ini harta maka pantaskan dirimu menjadi hartawan yang dermawan. 

Yaiyalah, sangat rugi bahkan bisa celaka jika kita menjadi hartawan yang karun. Karun? Yaappp coba deh baca kisah karun. Sungguh, tragis.

Smartphoneku mulai menarik perhatianku, yang dari tadi saya cas. Kadangkala informasi yang masuk dalam smartphoneku menjadi batu penghalang yang membuyarkan jadwal tidur awalku. 

Hmmm…. Sepertinya saya harus tegas pada diriku sendiri. Karena ketidaktegasan akan berujung pada sikap yang selalu menunda-nunda bahkan membuat akar malas semakin menguat. Benar gak sih?

Parepare, Rabu 13 Januari 2021 pukul 20:26 wita.

 

 

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Translate

"Beloved"

"Beloved"

Followers