Foto dokumentasi pribadi [2019] |
Bismillah.
2021, hello apa kabar? Sekarang
sudah tanggal 13 dan kamu telah melewatkan 12 hari untuk seribu katamu. Ah,
rasanya sudah sebulan saya melewatkannya dari tahun lalu. Terus, apa kamu ingin
seperti ini terus? Hmmm… sepertinya tidak.
Saya akan berusaha mencoba lagi, dan
lagi hingga oksigen tak berfungsi lagi pada raga ini.
2021, apa kabar?
Apa benar-benar baik? Yakin baik?
Apa hanya sekedar mengucapkan baik namun sebenarnya dibalik kata baik, ada yang
tidak baik?
Hmmm… saya tak ingin berprasangka
buruk padamu viewers. namun, orang yang pandai bersyukur akan merasa
benar-benar baik. Pertanyaannya, mampukah kita menemukan sesuatu hal yang
disyukuri saat situasi tak benar-benar baik?
Saya yakin, mampu. Ya, mampukan
dirimu untuk jeli melihat hal-hal yang patut disyukuri ditengah situasi yang
memang tidak baik-baik saja.
Ok, saya ulangi?
Apa kabar? Apa kabar syukurmu?
Masihkah memuncak atau terkikis dengan rasa mengeluh yang semakin menjulang
tinggi.
Tarik nafasmu dan rasakan oksigen
yang masuk dalam tubuhmu. Lalu, hembuskan dengan ucapan ya Allah.
Ulangi lagi, lagi dan lagi. Kemudian
tutup dengan Alhamdulillah.
Bahwa kita masih mampu menghembuskan
nafas setelah menarik nafas. Bayangkan jika kita tak mampu menghembuskan nafas
kembali. Di luar sana, ada loh yang ingin bernafas dengan nyaman namun ia sedang
mengalami penyakit asma. Ada juga yang ingin menghirup udara segar, namun tak
berhasil ia dapatkan hanya karena udaranya tercemar dengan polusi udara.
Lalu, bagaimana kabarmu?
Ya, kabarmu?
Kabarku? Kamu bertanya balik,
bagaimana kabarku?
Alhamdulillah masih sehat.
Alhamdulillah, saya masih bisa
mengetik ini. Dan Alhamdulillah viewers masih bisa membaca ini. Terima kasih
yakkk.
Sebenarnya saat ini saya sedang
dilema, apakah tulisan saya yang seperti ini harus saya upload di youtube dalam
bentuk podcast atau tidak yah? Menurut viewers gimana?
Saya sebenarnya ingin menghidupkan
youtubeku yang sudah lama bahkan bisa dibilang sering vakum. Padahal, apa
susahnya sih meluangkan waktu sehari untuk membuat konten video. Apalagi jika
konten yang dibuat termasuk tulisan seribu kata ini bukan sesuatu hal yang
mengandung komposisi hoax lagi hinaan.
Kenapa coba Hayana?
Tolong untuk diriku dan viewers yang
melihat ini. Tolong rajinlah.
Memang, bisikan setan dan sejenisnya
tak akan suka jika kamu rajin dalam hal-hal kebaikan. Justru, ia sangat senang
jika kamu malas dan menunda hal-hal yang baik. Maka, tolong kuatkan jiwamu,
hatimu, ragamu, untuk melawan bisikan godaannya untuk berleha-leha.
Oiya, hari ini saya membaca sebuah buku Ensiklopedia Teori Komunikasi yang ditulis oleh…. Tunggu, kok tidak ada penulisnya. Yang ada hanya editor Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss.
Apa yang menarik?
Bahwa kita sering terlintas bahwa waktu terasa semakin cepat. Benarkah dalan penjelasan buku tersebut bahwa proses perkembangan dan penuaan kita selalu berkaitan dengan jam genetic dan biologis.
Hukum Janet dideskripsikan oleh Josef Holubar dalam karyanya, The Sense of Time: An Electrophysiological Study of Its Mechanism in Man. Hukum ini menyatakan bahwa lamanya durasi subjektif dari sensasi kita adalah berbanding terbalik dengan lamanya hidup yang sudah kita jalani.
H. Hoagland, dalam esainya, “Some
Biochemical Considerations of Time,” menjelaskan bahwa pelambatan konsumsi
oksigen di otak menyebabkan waktu tampak lebih cepat dan makin cepat seiring
usia, dan pada anak yang otaknya kaya dengan oksigen waktu berlalu lebih
lambat. Mungkinkah benar seperti itu?
Waktu terasa cepat di otak manusia
yang tidak masuk dalam kategori anak-anak karena oksigen semakin sedikit di
dalam otak orang dewasa. Mungkinkah benar seperti itu?
Tolong tanyakan pada dokter, apa
benar seperti itu?
Beberapa tulisan yang tersebar
dengan nuansa religi bahwa jika waktu terasa semakin cepat, maka itu berarti
dunia semakin mendekati kehancurannya. Wallahu’alam. Sungguh, hanya Allah yang
Maha Mengetahu, para manusia hanya sok tau termasuk sang pengetik tulisan ini.
Kemarin, saya menulis caption bahwa Yang berlalu biarlah berlalu dengan istighfar sepaket Alhamdulillah, yang belum berlalu maka jangan biarkan berlalu begitu saja. Saat ini, memang penting untuk memanfaatkan waktu.
Karena memang, saya pribadi merasa waktu itu terasa semakin
cepat saja. Tapi, memang di satu sisi waktu akan terasa lambat jika kita sedang
berada dalam situasi menunggu.
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim.
Jadikan kami manusia yang mampu
memanfaatkan waktu yang bernilai pahala disisiMu. Karena merugilah kami jika
waktu berlalu dengan sia-sia bahkan celakalah kami jika waktu berlalu dan
meninggalkan jejak pada catatan malaikat Atid.
Waktu yang terus berjalan meskipun
tanpa kaki. Berputar di angka dan bulan yang sama namun tidak pada tahun. Lalu
mengapa disebut ulang tahun? Jika yang berulang bukanlah tahun.
Entahlah, sepertinya saya harus jeda
dulu menulis ini. Dikarenakan adzan sholat magrib sedang berkumandang.
Sholatlah di awal waktu, dan semoga
Allah senantiasa memberikan kebahagiaan kita di awal waktu. Karena belum tentu,
kita masih hidup di tengah waktu apalagi akhir waktu.
***
Setelah terjedah beberapa jam… ya, saya melanjutkan tulisan ini setelah makan malam dan sholat Isya. Sebenarnya, saya ingin cepat tidur. Namun, saya teringat dengan tulisan seribu kata ini yang mesti diupload minimal di wattpad.
Oiya, viewers… Alhamdulillah tadi saya makan
nasi dan puluhan udang kecil. Orang di tempatku menyebutnya sebagai balaceng.
Namun, temanku dari Soppeng menyebutnya sebagai lame’lame’. Jadi itu seperti
udang kecil yang dikeringkan. Biasanya dijual perliter. Rasanya lumayan
enaklah… apalagi jika dimakan bersama mangga muda. Ya, walaupun tadi saya makan
kurang mangga, tapi cukuplah.
Hari ini juga saya melihat senyum
bahagia. Salah seorang kenalan yang dulunya staf kini menjadi dosen dan hari
ini resmi menjadi seorang isteri. Semoga disegerakan menjadi ibu juga. Aamiin.
Senyumnya merekah saat sesi foto pasca wedding. Ya, memang seharusnya senyum kan. Tertiba saya ikut tersenyum jika memikirkan ‘kelak saya bersama siapa ya?’. Namun, peryataan teman usai dari acara nikahan bahwa kita tidak tahu, apakah jodoh yang duluan atau ajal.
Yapppp,,, kita memang tidak tahu yang mana duluan. Kurasa hal terpenting sekarang adalah memantaskan diri untuk jodoh maupun kematian. Ada satu hal lagi yang mesti dipantaskan. Apa itu? Rezeki. Jika kamu ingin berlimpah rezeki dalam hal ini harta maka pantaskan dirimu menjadi hartawan yang dermawan.
Yaiyalah, sangat
rugi bahkan bisa celaka jika kita menjadi hartawan yang karun. Karun? Yaappp
coba deh baca kisah karun. Sungguh, tragis.
Smartphoneku mulai menarik perhatianku, yang dari tadi saya cas. Kadangkala informasi yang masuk dalam smartphoneku menjadi batu penghalang yang membuyarkan jadwal tidur awalku.
Hmmm…. Sepertinya saya harus tegas pada diriku sendiri. Karena ketidaktegasan
akan berujung pada sikap yang selalu menunda-nunda bahkan membuat akar malas
semakin menguat. Benar gak sih?
Parepare, Rabu 13 Januari 2021 pukul
20:26 wita.
0 comments:
Post a Comment