Rumus
Keberuntungan (Lucky) = persiapan + kesempatan + doa. Bisa dikatakan inilah
yang sedang kucoba terapkan dalam lomba Dakom Awards yang diadakan mulai
tanggal 28 sampai 31 Desember 2015 yang bertempat di Aula STAIN Parepare. Lomba
yang disponsori oleh Jurusan Dakwah dan Komunikasi, menjadi karya terakhir
untuk tahun 2015 dan menjadi stimulus untuk berkarya lagi di tahun 2016.
Terdapat beberapa lomba tetapi saya hanya tertarik pada tiga lomba. Sebenarnya
lomba ini saya hanya ingin menguji diri saya sendiri apakah saya bisa menulis dengan baik dengan
cara ikut lomba Blog, apakah saya bisa tampil kedepan menyampaikan apa yang
saya pikirkan dengan cara ikut lomba debat Ilmiah dan terakhir apakah saya
bukan orang yang kaku yang hanya terpola dengan teks semata dengan cara ikut
lomba Videografi. Semua terjawab dalam malam puncak penganugrahan pemenang
lomba Dakom Awards 2015 ini (31/12/15).
Pertama lomba
blog, dimana di dalam blog ini kami peserta lomba harus membuat sebuah tulisan
karya ilmiah dan mempublikasikan ke internet melalui akun blogger yang telah
dibuat. Tak hanya sekedar menulis saja tetapi bagaimana tampilan blog kita itu
harus dihiasi dan diperindah agar pengunjung nyaman berada di blog kita. Dengan
tampilan yang dihiasi bunga sakura, serta menambahkan beberapa foto orang-orang
yang saya cintai disertai kalimat-kalimat yang dapat menyentuh hati seperti ‘Sudahkah
Anda Sholat?’ dan menyentuh pikiran kita ini seperti ‘tafsirkan masalah
yang menghampirimu dan ambillah pelajaran hingga kamu bersyukur’ menjadikan
saya dinobatkan sebagai pemenang juara
1. Tidak berheti sampai disitu, ternyata lomba kedua yang saya ikuti yakni
lomba debat ilmiah dengan tema matikan TV yang ketika pada saat itu saya berada
diposisi kontra artinya saya mendukung untuk tetap menghidupkan Tv juga
berhasil meraih juara 1 . Saya benar-benar bersyukur kepada Sang maha pencipta
Allah SWT yang telah memberikan saya kharisma berbicara pada saat itu. Sesuatu
hal yang tak pernah kusangka sebelumnya, dikarenakan karena pada saat itu
peserta debat yang lain juga menampilkan performance argument yang tak
kalah hebatnya. Sebelumnya saya teringat dengan kalimat yang saya tuliskan pada
sebuah secarik kertas bahwa “Dalam berdebat, Jangan berfikir bagaimana cara
menjatuhkan lawanmu, tetapi berfikirlah bagaimana cara membuat lawanmu paham
atau sepakat dengan apa yang kamu pikirkan”. Tampil dengan artikulasi yang
sebenarnya kurang jelas pada huruf konsonan ‘R’ membuat audience tetap
bisa mengerti dan paham terhadap apa yang saya bicarakan pada sore hari itu
(30/12/15). Kembali saya mensyukuri hal ini.
Terakhir,
lomba Videografi dengan nama kelompok ‘Happiness Team’ yang beranggotakan tiga
orang yakni Sundari, Irmayanti dan saya Hayana mendorong kami untuk tetap
bahagia walaupun jika pada akhirnya kami tidak berhasil meraih juara. Tetapi,
realita berbicara lain. Team kami berhasil meraih juara 1. Sontak pada saat itu
kami kaget seolah tak percaya bahwa video yang sebenarnya sangat simple tetapi berhasil memikat mata dan hati para
Juri. Meski sebelumnya kami rencana
pengambilan video sempat beberapa kali gagal seperti pada awalnya kami ingin
mengangkat tema tentang model-model mahasiswi STAIN dalam berjilbab tapi gagal,
lalu kami beralih untuk mengekspos kehidupan sosok Ibu pemulung sampah yang
setiap harinya bersentuhan dengan sampah tetapi memiliki jiwa yang tegar tetapi
rencana ini gagal kembali, kemudian kami
beralih lagi ke rencana lain yakni mengekpos kehidupan gadis kecil penjual jalan
kotek di area kompleks kampus tetapi juga gagal
kembali. Berkali-kali rencana
pengambilan gambar kami tertunda hingga disuatu hari pada saat minggu
terakhir batas pengumpulan video, Sang Maha Mengetahui Allah SWT menunjukkan
kami jalan untuk merealisasikan rencana pengambilan gambar kami di sebuah ivent
yang dilaksanakan oleh para muslimah komunitas ODOJ (One Day One Juz).
Dan tanpa sepengetahuan kami ternyata pihak panitia telah mengundang Hj. Erna
Rasyid Taufan, SE (isteri dari bapak wali kota Parepare) menambah kredibilitas
dari video kami. Untuk kesekian kalinya saya kembali bersyukur kepada Sang
Pencipta yang Maha Kuasa Allah SWT.
Happyness Team |
Dari ketiga
prestasi ini, saya mencoba menganalisis apa yang menyebabkan ketiga lomba ini
yang saya ikuti semuanya berhasil meraih juara 1. Pertama, persiapan. Tanpa
kusadari hobby yang saya sering lakukan
yakni menulis, banyak membaca, gemar menonton, suka mendengarkan orang lain,
suka mengedit membuat saya melakukan persiapan tentang kemungkinan kesempatan
meraih prestasi yang akan saya temui di
masa depan. Nah, ketika kesempatan itu datang, ambillah dan lakukan yang
terbaik. Tak perlu menjadi yang yang
tebaik (be the best) cukup melakukan yang terbaik (do the best) sesuai dengan
kemampuan kita. Hingga jika kita kalah, maka kita tak akan merasa terlukai dengan
rasa kekecewaan tersebut. Tambahkan doa untuk memperkuat usaha kita, doa yang
paling mujarab adalah doa orangtua khususnya sosok yang melahirkan kita, doa
Ibu.
Video, Blog, dan Debat |
dapat satu, sudah sangat bersyukur apalagi dapat dua :D |
Dibalik semua
itu ada hal yang menarik tentang kemenangan ini, berawal dari kekuatan manfaat
bersedekah dan manfaat mengejar
keberkahan Allah SWT. Sebelum mengikuti lomba, dompet kecil yang sering
tergantung diluar tas saya dimana didalamnya baru saja saya melakukan penarikan
uang yang sebenarnya tak seberapa uangnya
itu jatuh entah dimana beserta uang dan ATMnya. Padahal uang itu saya perlukan untuk study
tour. Saya berfikir, mungkin ini cara Allah agar saya bersedekah. Bisa saja
orang yang menemukan dompet kecil itu sedang membutuhkan uang yang kebutuhannya
jauh lebih mendesak daripada saya. Berpikir positif dan berusaha
mengikhlaskannya. Hikmahnya uang yang hilang tergantikan dengan hadiah dari
hasil juara lomba. Allah menunjukkan kepada saya, bukti bahwa Allah akan
melipatgandakan rezeki kita, ketika kita bersedekah dengan hati yang ikhlas
(qs. Al-Baqarah:261) dan tetaplah mengejar keberkahan. Hayana (Terima kasih
wahai pembaca setia, Semoga Allah memberkahi dan meridhoimu J Aamiin)
0 comments:
Post a Comment